Jumat 28 Feb 2020 13:58 WIB

Monarki Malaysia Cari Jalan Keluar Kekacauan Politik

Sembilan sultan Malaysia dijadwalkan bertemu pada Jumat (28/2)

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri interim Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad (tengah) didampingi Kepala Sekretaris Negara Datuk Seri Mohd Zuki Ali (kiri) dan Sekretaris Perbendaharaan Tan Sri Ahmad Badri Zahir (kanan) melakukan jumpa pers di Kantor Perdana Menteri Putrajaya, Malaysia, Kamis (27/2/2020). Sembilan sultan Malaysia dijadwalkan bertemu pada Jumat (28/2). Mereka bertemu untuk menentukan bagaimana pemerintah berikutnya akan dibentuk. Ilustrasi.
Foto: Antara/Agus Setiawan
Perdana Menteri interim Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad (tengah) didampingi Kepala Sekretaris Negara Datuk Seri Mohd Zuki Ali (kiri) dan Sekretaris Perbendaharaan Tan Sri Ahmad Badri Zahir (kanan) melakukan jumpa pers di Kantor Perdana Menteri Putrajaya, Malaysia, Kamis (27/2/2020). Sembilan sultan Malaysia dijadwalkan bertemu pada Jumat (28/2). Mereka bertemu untuk menentukan bagaimana pemerintah berikutnya akan dibentuk. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Sembilan sultan Malaysia dijadwalkan bertemu pada Jumat (28/2). Mereka bertemu untuk menentukan bagaimana pemerintah berikutnya akan dibentuk. Pengunduran diri Mahathir Mohamad yang mengejutkan awal pekan ini telah menciptakan kekacauan politik.

Langkah Mahathir, yang mematahkan koalisi dengan saingan lama Anwar Ibrahim, telah secara luas dianggap sebagai upaya untuk mengonsolidasikan kekuatan pemimpin berusia 94 tahun itu. Mahathir ditunjuk oleh raja Malaysia sebagai perdana menteri interim setelah mengundurkan diri pada Senin (24/2).

Baca Juga

Dia mengatakan parlemen akan mengadakan pemungutan suara yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pemimpin baru pada Senin mendatang (2/3). Pengumuman itu membuat marah koalisi tiga partai yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim. Anwar berpendapat bahwa Mahathir tidak pantas untuk mendahului keputusan raja dan bahwa pemungutan suara di parlemen akan menantang kekuasaan raja.

Di bawah sistem politik Malaysia, raja biasanya akan menentukan partai atau koalisi mana yang mendapat mayoritas dukungan setelah perwakilan dari masing-masing. Partai atau koalisi yang menang kemudian akan memilih perdana menteri.

Pemungutan suara itu menandai perubahan sistem dengan memungkinkan semua anggota parlemen untuk memilih seorang pemimpin di seluruh garis partai. Pemungutan suara seperti itu akan sejalan dengan proposal Mahathir untuk memimpin pemerintah persatuan yang akan menarik menteri dari partai mana pun yang dia suka.

Pada Kamis (27/2), Mahathir mengatakan pemilihan parlemen diperlukan karena raja telah melaporkan tidak ada partai yang memiliki mayoritas. Raja telah mengambil langkah pertemuan yang tidak biasa dengan semua 222 anggota parlemen, bukan hanya para pemimpin, untuk mengukur dukungan.

Menurut Mahathir, jika tidak ada kandidat yang menerima dukungan mayoritas pada pemungutan suara Senin maka akan ada pemilihan cepat. "Saya pikir menarik bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah kita memiliki parlemen yang menentukan perdana menteri. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Tian Chua, mantan anggota parlemen dari partai Anwar, kepada Reuters.

"Terlepas dari siapa yang terpilih, itu menunjukkan demokrasi kita semakin matang," kata dia.

Sembilan sultan, yang dipimpin oleh Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, akan bertemu pada pukul 11.30 waktu setempat. Mereka berperan sebagai kepala turun-temurun dari masing-masing negara bagian Malaysia.

Istana tidak memberikan indikasi apakah mereka akan mengonfirmasi rencana pemungutan suara parlemen pada Senin atau sebaliknya menguraikan proses lain. Tidak disebutkan kapan keputusan mereka diumumkan.

Mahathir adalah perdana menteri dari 1981 hingga 2003. Ia muncul dari masa pensiunnya untuk membentuk koalisi Pakatan Harapan dengan Anwar Ibrahim. Koalisi dibentuk dengan seruan anti-korupsi untuk mengalahkan partai UMNO dan aliansi Barisan Nasional yang dipimpin oleh Najib Razak pada 2018.

Dukungan rakyat UMNO telah bangkit kembali dan dikatakan menginginkan pemilihan baru. Pengunduran diri Mahathir juga membebaskannya dari janji untuk menyerahkan kendali kepada Anwar sebelum masa jabatannya berakhir pada 2023.

Tiga partai dalam aliansi Anwar memiliki bagian suara terbanyak dengan 92 kursi di parlemen, tetapi masih kekurangan mayoritas 112. Pergolakan politik terjadi pada saat yang kritis bagi Malaysia. Mahathir mengumumkan paket stimulus ekonomi senilai 4,7 miliar dolar AS pada Kamis untuk melawan dampak epidemi virus Corona pada ekonomi negara itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement