REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY masih melakukan sosialisasi terkait rencana pembangunan Tol Yogyakarta-Solo. Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Krido Suprayitno mengatakan, sosialisasi akan rampung pada pekan depan.
"Trase Yogyakarta-Solo itu terakhir besok di Trihanggo. Selasa (3/03) besok rampung," kata Krido saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (28/02).
Krido menyebut, secara paralel tim percepatan pembangunan tol sudah memulai konsultasi publik. Konsultasi publik ini masih berjalan dan sudah dilakukan di beberapa daerah.
"kita sudah memulai konsultasi publik. Sudah di Maguwoharjo sudah, kemudian kemarin itu di Selo Martani," ujarnya.
Konsutasi ini, katanya, akan dilakukan terus sembari mengadakan sosialisasi rencana pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen. Sosialisasi Tol Yogyakarta-Bawen ini dilakukan setelah dilakukannya audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman.
"Setelah itu kalau kami selesai audiensi dengan Bupati Sleman (Sri Purnomo) dan jajarannya, kami akan mengadakan sosialisasi Yogyakarta-Bawen," jelasnya.
Seperti diketahui, sosialiasi terkait rencana pembangunan Tol Yogyakarta-Solo sendiri sudah dilakukan sejak akhir 2019 lalu. Ada delapan kecamatan di DIY yan terdampak pembangunan tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen.
Sementara itu, ada 20 desa dan kelurahan yang terdampak. Kecamatan dan desa tersebut ada yang beberapa diantaranya dilewati kedua tol dan seluruhnya berada di Sleman.
Daerah yang terdampak tol Yogya-Solo tersebar Kecamatan Kalasan, Prambanan, Depok, Ngaglik, Mlati, Gamping. Sementara, desa yang terdampak tol Yogya-Solo ada 14 desa yakni Desa Tamanmartani, Selomartani, Tirtomartani, Purwomartani, Bokoharjo, Maguwoharjo, Condongcatur dan Caturtunggal, Sariharjo, Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi, Tirtoadi dan Trihanggo.
Sedangkan, tol Yogya-Bawen melalui lima kecamatan dan delapan desa. Yakni Desa Banyurejo di Kecamatan Tempel, Desa Margokaton dan Margodadi, Margomulyo di Kecamatan Seyegan, Desa Sidomoyo di Kecamatan Godean, Desa Tirtoadi dan Tlogoadi di Kecamatan Mlati, serta Desa Trihanggo di Kecamatan Gamping.
Lahan yang terdampak tol Yogya-Solo yakni mencapai 1,8 juta meter persegi. Luas tolnya mencapai 1.744.068 meter persegi. Sementara, daerah terdampak tol Yogya-Bawen mencapai 467.026 meter persegi.