REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah menargetkan porsi dana murah (CASA) sebesar 35 persen pada 2020. Per Desember 2019, porsi tabungan dan giro ini mencapai 32 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
"Tahun lalu CASA sudah tumbuh 20 persen, porsinya jadi 32 persen, tahun ini minimal bisa 35 persen," kata Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara, dalam paparan kinerja CIMB Niaga Syariah tahun 2019 di Grha CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (28/2).
Proporsi CASA masih didorong secara terbatas. Ini karena pertumbuhan aset cukup tinggi dengan pembiayaan yang naik hingga 25 persen. Sehingga porsi deposito naik lebih tinggi. Meski CASA tumbuh 20 persen, secara volume masih tidak lebih besar dari deposito.
Salah satu strategi peningkatan CASA adalah menciptakan ekosistem digital yang membuat nasabah betah. Pandji mengatakan saat ini bank sudah tidak bisa hanya menawarkan produk simpanan, melainkan harus menawarkan ekosistem transaksi yang lengkap.
"Agar dipakai transaksi juga, untuk segala kebutuhan keuangan sehari-hari," katanya.
Selain itu, CIMB Niaga Syariah juga berkomitmen untuk menggarap potensi di komunitas Islam. Pandji menyampaikan potensinya mencapai Rp 306 triliun. Diantaranya ada pada biro perjalanan haji umrah, gaya hidup, rumah sakit dan pelayanan kesehatan, pendidikan, ziswaf, dan organisasi Islam.
Menurut Pandji menggarap potensi ini cukup menantang. Pasalnya, belum semua terbuka pada lembaga keuangan, bahkan yang syariah. Perlu strategi khusus dalam pendekatan dengan komunitas tersebut.
Misal, saat memperkenalkan digital lounge, lebih mudah pada masyarakat luas daripada komunitas Islam. Pandji mengatakan tingkat literasi keuangan di sektor ini masih harus ditingkatkan.
"Bagaimana kita meyakinkan pada mereka terkait produk yang sudah sesuai syariah," katanya.
CIMB Niaga sendiri menargetkan sekitar 15 persen dari pertumbuhan baru di CASA berasal dari komunitas Islam. CIMB Niaga Syariah menghimpun DPK sebesar Rp 32,6 triliun per Desember. CASA sekitar Rp 10,4 triliun, tumbuh 20 persen (yoy).
Tahun ini, Pandji mengatakan pertumbuhan DPK dan pembiayaan ditargetkan 20 persen. Sementara laba, Rencana Bisnis Bank (RBB) menargetkan naik 15 persen. Meski ia optimistis bisa tumbuh lebih tinggi.
Pandji menyampaikan pembiayaan sindikasi masih jadi kontributor. CIMB Niaga Syariah akan masuk ke pembiayaan sindikasi di infrastruktur dan energi.