REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Desain Tol Yogyakarta-Solo yang melewati perempatan Monumen Yogya Kembali (Monjali), Sleman diubah. Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Krido Suprayitno mengatakan, desain yang sebelumnya elevated (melayang) diubah menjadi atgrade.
"Trase tidak ada yang berubah, cuma konstruksinya saja. Awal itu kan elevated, jadi atgrade di tempat yang sama di Monjali itu," kata Krido kepada Republika.co.id, Jumat (28/02).
Sementara itu, untuk Izin Penetapan Lokasi (IPL) akan diterbitkan setelah selesainya sosialisasi dan konsultasi publik. Sosialisasi pembangunan Tol Yogyakarta-Solo akan rampung pada pekan depan dan konsultasi publik tengah berjalan.
"IPL nanti menunggu konsultasi publik dulu," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sosialiasi pembangunan Tol Yogyakarta-Solo sendiri sudah dilakukan sejak akhir 2019 lalu. Ada delapan kecamatan di DIY yan terdampak pembangunan tol Yogyakarta-Solo maupun Tol Yogyakarta-Bawen.
Sementara itu, ada 20 desa dan kelurahan yang terdampak. Kecamatan dan desa tersebut ada yang beberapa diantaranya dilewati kedua tol dan seluruhnya berada di Sleman.
Daerah yang terdampak tol Yogyakarta-Solo tersebar Kecamatan Kalasan, Prambanan, Depok, Ngaglik, Mlati, Gamping. Sementara, desa yang terdampak tol Yogyakarta-Solo ada 14 desa yakni Desa Tamanmartani, Selomartani, Tirtomartani, Purwomartani, Bokoharjo, Maguwoharjo, Condongcatur dan Caturtunggal, Sariharjo, Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi, Tirtoadi dan Trihanggo.
Sedangkan, tol Yogyakarta-Bawen melalui lima kecamatan dan delapan desa. Yakni Desa Banyurejo di Kecamatan Tempel, Desa Margokaton dan Margodadi, Margomulyo di Kecamatan Seyegan, Desa Sidomoyo di Kecamatan Godean, Desa Tirtoadi dan Tlogoadi di Kecamatan Mlati, serta Desa Trihanggo di Kecamatan Gamping.