Jumat 28 Feb 2020 18:36 WIB

Persis Kecam Tindakan Kekerasan Terhadap Muslim di India

Tidak sepatutnya agama, suku, dan ras menjadi sumber konflik.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Massa pendukung UU Kewarganegaraan baru India melemparkan bom molotov ke arah bangunan masjid di New Delhi, India, Senin (24/2).
Foto: Danish Siddiqui/Reuters
Massa pendukung UU Kewarganegaraan baru India melemparkan bom molotov ke arah bangunan masjid di New Delhi, India, Senin (24/2).

REPUBLIKA.CO.ID,PANGKAL PINANG -- Umat Islam di India menjadi korban kekerasan akibatnya puluhan Muslim meninggal dunia dan sebuah masjid dibakar. Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis), Ustaz Jeje Zaenudin mengecam tindakan kekerasan terhadap Muslim di India.

"Kita sangat prihatin, kesal dan mengutuk serta mengecam keras perilaku itu, kok di dalam suasana kebebasan dan perjuangan seluruh bangsa menegakkan HAM, masih ada bangsa yang membuat peraturan diskriminasi," kata Ustaz Jeje kepada Republika di sela-sela Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VII, Jumat (20/2).

Ustaz Jeje mengatakan, Persis juga kecewa dengan negara Barat yang membiarkan peraturan perundang-undangan diskriminasi disahkan di India. 

Ia mengungkapkan, selama ini negara Barat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selalu menggunakan double standard terhadap penegakan HAM di negara-negara lain. Kalau pelanggaran HAM terjadi di negara Muslim, pasti mereka mengecam umat Islam habis-habisan.

"Tapi ketika yang melakukan itu (pelanggaran HAM) adalah negara-negara non Muslim, selam ini kita diarahkan untuk selalu menghilangkan prejudice tentang perbedaan agama dan suku," ujarnya.

Ustaz Jeje menegaskan, tidak sepatutnya agama, suku dan ras menjadi sumber konflik. Tapi fakta di lapangan umat Islam selalu menjadi korban. Ini catatan yang sangat memprihatinkan terhadap kondisi di India.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement