REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan Indonesia dan Bangladesh memiliki hubungan bilateral yang baik dalam hal politik, ekonomi, maupun perdagangan. Erick menyebut kerja sama di beberapa sektor menjadi bukti bahwa Indonesia menaruh perhatian yang serius terhadap Bangladesh.
Kata Erick, nilai kerja sama kedua negara tercatat meningkat dari semula 1,45
miliar dolar AS pada 2014 menjadi 1,97 miliar dolar AS pada 2018.
"Saya ingin memastikan hubungan kedua negara terus terjalin dengan baik. Terima
kasih telah bekerja sama dengan BUMN kami sejak 2006 untuk menyuplai gerbong kereta atau lokomotif di Bangladesh, kami sangat menantikan dukungan yang bisa diberikan untuk membangun perekonomian di Bangladesh," ujar Erick saat menerima kunjungan Menteri Perkeretaapian Bangladesh Nurul Islam Sujan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (28/2).
Erick memaparkan sejak 2005 hingga saat ini, terdapat lima perjanjian kontrak yang telah disepakati antara Perkeretaapian Bangladesh dengan Inka. Dari perjanjian kerja sama tersebut, sebanyak 450 gerbong kereta produksi Inka telah beroperasi di Bangladesh. Kerja sama keduanya berlanjut hingga saat ini. Inka diketahui sedang mengikuti tender 1.050 gerbong dengan nilai mencapai ratusan juta dolar AS.
"Ini menjadi bagian dari pengembangan industri kereta api kita yang tidak hanya fokus di dalam negeri tetapi juga negara lain, seperti Bangladesh," lanjut Erick.
Erick menambahkan, selain kerja sama dengan Inka, terdapat peluang kerja sama lainnya seperti pembangunan Power Plan dan LNG melalui PT Pertamina (Persero) Tbk, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
"Untuk membangun perekonomian, listrik tentu sangat penting sehingga peluang kerja sama ini menjadi sesuatu yang harus kita diskusikan di masa depan," ucap Erick.
Erick juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menawarkan kerja sama dalam hal Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan pekerja di Bangladesh serta pengelolaan Rumah Sakit untuk mengatasi isu kesehatan di negara tersebut.
"Saya berharap di masa depan kita dapat mengadakan kerja sama dengan Bangladesh di sektor-sektor lainnya," kata Erick.
Menteri Perkeretaapian Bangladesh Nurul Islam Sujan juga menyampaikan ketertarikannya untuk membahas dan mengeksplorasi kemungkinan kerja sama dalam hal transportasi kereta api untuk kesejahteraan bersama bagi kedua negara.
"Kami juga ingin mengundang Indonesia untuk berinvestasi di sektor infrastruktur di negara kami," kata Nurul.