Sabtu 29 Feb 2020 13:40 WIB

Dari 11 Titik Panas, 4 Terdeteksi Sebagai Titik Api di Riau

BMKG: Dari 11 titik panas, 4 saja yang terdeteksi sebagai titik api di Riau.

Simulasi pemadaman karhutla di Riau. Menurut BMKG, dari 11 titik panas, empat saja yang terdeteksi sebagai titik api.
Foto: Antara/Rony Muharrman
Simulasi pemadaman karhutla di Riau. Menurut BMKG, dari 11 titik panas, empat saja yang terdeteksi sebagai titik api.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya 11 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan yang menyebar di wilayah pesisir Provinsi Riau, Sabtu. Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Putri Santy Siregar menyatakan, titik-titik panas indikasi karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen itu menyebar di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai.

Seluruh wilayah itu berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan Negeri Jiran Malaysia serta Singapura. "Titik panas terbanyak ada di Kepulauan Meranti sebanyak tujuh titik, kemudian Rokan Hilir tiga titik serta Dumai satu titik panas," ujar Putri dalam keterangan tertulis yang diterima di Pekanbaru.

Baca Juga

Meskipun begitu, dari 11 titik panas, hanya empat titik yang terdeteksi sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 70 hingga 100 persen. Ke empat titik api tersebut berada di Kepulauan Meranti tiga titik dan Rokan Hilir satu titik api.

Jumlah titik panas di Riau sebenarnya terus menunjukkan tren penurunan, setelah pada Kamis lalu (27/2) terdeteksi sebanyak 43 titik panas. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau menjadi perhatian pemerintah pusat karena dampaknya dinilai sangat merugikan berbagai sektor.

Beberapa waktu sebelumnya Kepala Polri Jenderal Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengunjungi Riau untuk melihat kesiapan aparat setempat untuk menanggulangi Karhutla. Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Riau sepekan silam juga untuk memastikan potensi kebakaran hutan dan lahan ditangani dengan baik, selain untuk melakukan agenda lainnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement