Sabtu 29 Feb 2020 14:30 WIB

Green Day Batalkan Tur di Asia karena Epidemi Corona

Epidemi corona membuat Green Day batalkan tur Hella Mega di Asia.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Personel band Green Day dari kiri ke kanan, Tre Cool, Billie Joe Armstrong, dan Mike Dirnt. Green Day membatalkan tur Asianya karena wabah virus corona.
Foto: EPA
Personel band Green Day dari kiri ke kanan, Tre Cool, Billie Joe Armstrong, dan Mike Dirnt. Green Day membatalkan tur Asianya karena wabah virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Green Day mengumumkan pembatalan jadwal tur musiknya di Asia sehubungan dengan epidemi virus corona. Tur bertajuk "Hella Mega" semula direncanakan berlangsung mulai Maret di Singapura, Bangkok, Manila, Taipei, Hong Kong, Seoul, Osaka dan Tokyo.

Billie Joe Armstrong (vokal, gitar), Mike Dirnt (bas), dan Tré Cool (drum) menyampaikan permintaan maaf melalui pernyataan resmi mereka. Green Day mengatakan keputusan itu sangat sulit tetapi harus dilakukan demi keamanan perjalanan dan kesehatan semua orang.

Baca Juga

"Kami tahu ini sangat menyebalkan, karena kami juga sangat tidak sabar berjumpa dengan kalian semua, tapi bersabarlah dan tangguhkan dulu tiket kalian karena kami akan mengumumkan tanggal penggantinya dalam waktu dekat," kata mereka.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Green Day (@greenday) on

Belum dapat dipastikan apakah Green Day akan tetap melanjutkan tur mereka di Eropa setelahnya, yang dijadwalkan bermula di Moskow pada Mei 2020. Jika tur tetap berlangsung, Green Day juga bakal menyapa penggemar di Helsinki, Stockholm, Berlin, London, dan Dublin.

Band yang baru merilis album studio Father of All Motherf–kers pada 7 Februari silam itu bukan satu-satunya yang membatalkan konser di Asia. Sejumlah konser K-pop juga dibatalkan, salah satunya BTS yang urung tampil di negaranya sendiri April mendatang.

Kasus infeksi virus corona jenis baru, Covid-19, pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Penyebarannya sudah merebak ke berbagai negara. Pelaporan kasus di negara-negara Asia, yakni di Filipina, Singapura, Hong Kong, Korea, dan Jepang.

Laporan kasus baru di Italia, Iran, dan Amerika Serikat pun semakin meresahkan. Sejak pemerintah China mengumumkan wabah pada Januari, dampaknya telah menyebar ke berbagai sektor, termasuk industri film dan musik, dikutip dari laman Variety.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement