Sabtu 29 Feb 2020 17:00 WIB

PDEI: Hasil Lab Perlihatkan Indonesia Masih Bebas Corona

Hasil lab menjadi satu-satunya indikator yang menentukan ada-tidaknya kasus corona.

Ilustrasi penyebaran virus corona tipe baru, Covid-19. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa Indonesia masih terbebas dari virus corona.
Foto: MgIT03
Ilustrasi penyebaran virus corona tipe baru, Covid-19. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa Indonesia masih terbebas dari virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia (PDEI) mengungkapkan, tidak ada yang bisa menjamin bahwa suatu negara tidak akan mengalami kasus virus corona tipe baru, Covid-19. Namun, sejauh ini hasil pemeriksaan negatif terhadap kasus dugaan Covid-19 menjadi bukti bahwa Indonesia belum terjangkiti virus tersebut.

"Untuk saat ini, dari hasil pemeriksaan, Indonesia masih negatif," kata Ketua PDEI dr Mohammad Adib Khumaidi dalam acara bincang-bincang dengan media mengenai Update Corona di Indonesia, Jakarta, Sabtu.

Baca Juga

Adib mengatakan, tidak adanya kasus Covid-19 di Indonesia bukan berarti negara ini terbebas dari virus mematikan itu. Potensi penyebarannya tetap harus diwaspadai.

"Bukan berarti tidak berbahaya. Karena pada saat masuk ke dalam tubuh manusia, maka kemudian dia membawa dampak dengan keluhan atau gejala. Dan tergantung daya tahan tubuh kita juga. Kalau daya tahan tubuh kita bagus, mungkin dampak itu tidak akan terjadi. Tapi bukan berarti bahwa kalau dia yang (terjangkiti) corona pasti ada gejala," katanya.

Adib menjelaskan, untuk membuktikan tidak adanya virus, negara dapat menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pemeriksaan laboratorium merupakan satu-satunya cara untuk memastikan ketiadaan kasus corona.

"Kalau dari hasil lab di biomolekuler tidak ada, berarti memang tidak ada. Dasarnya dari situ," katanya.

Terkait penanganan yang dilakukan terhadap orang-orang yang melaporkan diri atas kekhawatiran terjangkit atau diduga terkena virus itu, menurut Adib, petugas medis akan melakukan sejumlah pemeriksaan. Selain pemeriksaan fisik, petugas juga mengecek riwayat kontak dengan orang-orang yang diduga bepergian ke daerah endemik.

"Dari situ kemudian kalau dia datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan, maka kemudian kita perlakukan seperti halnya terhadap suspect corona," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement