REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengabarkan bahwa pesawat Garuda Indonesia Airbus 330 yang bertugas menjemput WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) Diamond Princess, telah mendarat di Bandara Haneda, Jepang. Kemenkes berharap, 68 WNI ABK Diamond Princess bisa dibawa pulang ke Indonesia pada Ahad (1/3) petang waktu setempat.
"Sekarang kru pesawat sedang istirahat karena mereka akan melakukan penerbangan panjang," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, Sabtu (29/2).
Yurianto mengatakan kru pesawat tersebut akan beristirahat setidaknya selama 24 jam agar bugar dan bisa melakukan perjalanan kembali ke Indonesia. Selain itu, Yuri juga mengatakan bahan bakar pesawat sudah diisi kembali, sementara tim kesehatan dijadwalkan akan segera menuju kapal tempat ABK WNI diobservasi.
"Berarti tim kesehatannya tinggal turun dari pesawat untuk menuju ke kapal. Sampai di kapal, mereka (WNI ABK) akan diperiksa lagi satu-satu. Yang sedang sakit pasti tidak boleh ikut," katanya.
Ketentuan tersebut, katanya, berlaku bagi para WNI yang berada di kapal. Sementara bagi para WNI yang saat ini dinyatakan positif dan dirawat di rumah sakit tidak akan diikutsertakan dalam rencana pemulangan.
Kemenkes berharap 68 WNI di kapal tersebut dapat diberangkatkan pada Minggu (1/3) pukul 18.00 waktu setempat dan diperkirakan akan tiba di Indonesia pada 23.30 WIB. Kemenkes menyiapkan dua alternatif lokasi pendaratan awal sebelum dibawa ke Pulau Sebaru untuk menjalani masa observasi.
Kedua lokasi pendaratan itu adalah Bandara Halim Perdanakusuma, di Jakarta Timur, atau di Bandar Udara Kertajati di Jawa Barat. "Yang kita siapkan dua, apakah di Halim atau di Kertajati. Halim sudah saya cek. Kemudian Kertajati baru besok saya cek," katanya.