REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak virus corona Covid-19 diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020. Chief of Economist Bank Permana, Joshua Pardede mengatakan ekonomi kuartal pertama diproyeksi tumbuh di bawah lima persen.
"Saya kira kuartal I di bawah lima persen, pada kuartal II, III, dan IV masih bisa di atas lima persen," katanya di Bandung, Sabtu (29/2).
Ini akan tergantung pada seberapa lama dampak dari wabah Covid-19. Ia berharap kuartal I sudah mereda dan kuartal II bisa mencapai tahap pemulihan. Sehingga di kuartal selanjutnya ekonomi bisa kembali bangkit.
Ia mengingatkan pada pola tahun 2003, saat SARS menyerang. Produksi dan manufaktur di China pun mengalami penurunan. Tapi kemudian, terjadi rebound peningkatan kapasitas produksi yang dikejar hingga 100 persen.
Joshua mengatakan Covid-19 diperkirakan punya pengaruh yang sama mengikuti pola V-Shape. Ekonomi akan turun kemudian kembali ke posisi semula.
Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, I Gusti Putu Wira Kusuma mengatakan efek corona virus diproyeksikan selesai di pertengahan April. Ia menyebutkan sejumlah indikasi recovery sudah mulai terlihat.
"Sekarang sudah ada indikasi membaik, seperti kenaikan kasus harian di China sudah turun, fatality rate turun, recovery rate meningkat," katanya.
Sejumlah riset menyebut bahwa virus corona tidak tahan suhu di atas 26 derajat Celcius. Sehingga menjelang musim diperkirakan wabah akan mereda dan jadi momentum untuk kembali pada kondisi semula.