REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana memastikan fasilitas observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, telah siap menerima kedatangan warga negara Indonesia anak buah kapal (ABK) Diamond Princess. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan, dukungan BNPB dilakukan khusus di Pulau Sebaru Kecil.
"Tim BNPB di Sebaru saja sebagai tim pendukung, penjemputan dari Kemenkes dan TNI," ujar Agus melalui singkatnya kepada wartawan, Ahad (1/3).
Agus mengatakan, setelah 68 WNI ABK Diamond Princes tiba di Indonesia pada Ahad (1/3) malam atau Senin (2/3) dini hari di Tanah Air, maka akan dilakukan observasi di Pulau Sebaru Kecil. Selain WNI ABK, kru pesawat dan tim pendamping juga turut diobservasi di Pulau Sebaru Kecil hingga 28 hari.
"Seperti observasi di Natuna maka yang akan diobservasi adalah WNI ABK, Kru Pesawat Garuda dan Tim pendamping. Jumlah total mencapai 90-100 orang yang akan diobservasi selama 14 sd 28 hari, WNI ABK diobservasi selama 28 hari," kata Agus.
Agus juga memastikan kesiapan fasilitas untuk observasi di Pulau Sebaru Kecil mulai dari tempat tinggal, jaringan telekomunikasi, hingga fasilitas pribadi seperti laundry, olahraga, dan hiburan.
"Akan disediakan juga, sama seperti saat observasi di Natuna," ucapnya.
Selain itu, Agus memastikan kesiapan logistik makanan dan minuman yang sehat untuk para WNI yang obeservasi di pulau tak berpenghuni tersebut. "Komandan juru masaknya saja Letkol Sitanggang yang menyajikan makanan berkualitas sesuai arahan Kepala BNPB, perut kenyang, hati senang dan pikiran tenang” agar semua peserta observasi selalu sehat," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, sebanyak 68 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari kapal pesiar Diamond Princess diperkirakan tiba di Indonesia pada Ahad (1/3) malam. Seluruh WNI yang sebelumnya dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang, akan dibawa dengan menggunakan pesawat langsung dari Bandara Haneda menuju Bandara Kertajati, Jawa Barat.
"Begitu tiba di sini (Kertajati), akan langsung diantar ke Pulau Sebaru (Kepulauan Seribu) menggunakan Kapal Rumah Sakit KRI Soeharso," jelas Terawan saat dihubungi, Ahad (1/3).
Artinya, menurut Terawan, tidak ada tambahan observasi yang dilakukan di Kertajati selepas seluruh WNI mendarat. Sebanyak 68 WNI dijadwalkan mendarat di Bandara Kertajati pada pukul 00.30 WIB dan langsung diantar ke Pulau Sebaru Kecil menggunakan KRI Soeharso pada pukul 03.00 WIB dini hari.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto menambahkan, proses observasi yang dilakukan untuk WNI asal kapal Diamond Princess tak jauh berbeda dengan observasi terhadap WNI asal kapal World Dream dari Hong Kong.
Perbedaannya adalah proses observasi bagi WNI eks Jepang dilakukan 28 hari, atau 2 pekan lebih lama dibanding observasi WNI eks Hong Kong selama 14 hari.
"Jadi nanti ada dua paket (observasi) dalam satu tempat di Pulau Sebaru," ujar Yuri.