REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebutuhan rumah di Jawa Barat terus bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut, membuat angka kesenjangan antara jumlah keluarga yang ada dengan jumlah kebutuhan unit hunian layak atau backlog.
Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, Dicky Saromi, Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat mencatat pada 2015, backlog atau kebutuhan rumah layak di Jabar masih 1.225.737 unit. Namun, pada 2019 angka tersebut membengkak menjadi 1.905.960 unit.
"Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, kami bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun apartemen transit juara di Jawa Barat," ujar Dicky kepada wartawan akhir pekan ini.
Menurut Dicky, dengan membangun sejumlah apartemen atau rumah susun ini, pihaknya mendorong masyarakat berpenghasilan rendah tinggal di apartemen transit unit tipe 21 dan 24 dengan biaya sekitar 10 persen dari penghasilan bulanannya, atau antara Rp 200 ribu sampai Rp 350 ribu.