Ahad 01 Mar 2020 13:55 WIB

Kebutuhan Rumah Layak di Jabar Capai 1.905.960 Unit

Masyarakat berpenghasilan rendah didorong tinggal di apartemen transit tipe 21 dan 24

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Tampak maket apartemen (ilustrasi)
Foto: dok istimewa
Tampak maket apartemen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebutuhan rumah di Jawa Barat terus bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut, membuat angka kesenjangan antara jumlah keluarga yang ada dengan jumlah kebutuhan unit hunian layak atau backlog.

Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, Dicky Saromi, Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat mencatat pada 2015, backlog atau kebutuhan rumah layak di Jabar masih 1.225.737 unit. Namun, pada 2019 angka tersebut membengkak menjadi 1.905.960 unit.

Baca Juga

"Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, kami bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun apartemen transit juara di Jawa Barat," ujar Dicky kepada wartawan akhir pekan ini.

Menurut Dicky, dengan membangun sejumlah apartemen atau rumah susun ini, pihaknya mendorong masyarakat berpenghasilan rendah tinggal di apartemen transit unit tipe 21 dan 24 dengan biaya sekitar 10 persen dari penghasilan bulanannya, atau antara Rp 200 ribu sampai Rp 350 ribu.

Selama masa transit maksimal 10 tahun, kata dia, warga diwajibkan menabung untuk nantinya bisa membayar uang muka cicilan rumah tapak atau rumah susun hak milik. Pemprov Jabar pun menyapkan program pemberdayaan penghuninya seperti keterampilan menjahit, kuliner, sampai berkebun.

"Dengan biaya hanya Rp 250 ribuan per bulan, masyarakat berpenghasilan rendah bisa tinggal di hunian layaknya apartemen, yang ada berbagai fasilitas dan keamanan 24 jam. Sambil mereka menabung untuk uang muka membeli rumah," papar Dicky Saromi.

Apartemen transit tersebut, kata dia, di antaranya dibangun di Batujajar di Kabupaten Bandung Barat dan sudah dihuni. Antrean warga yang akan langsung mengisi apartemen tersebut setelah penghuninya pindah pun, mencapai ratusan keluarga.

Sejak 2010, kata dia, dibangun 7 twin block atau 584 unit apartemen di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Kemudian dibangun juga apartemen transit di Ujungberung Kota Bandung dan di Solokanjeruk di Kabupaten Bandung sampai 2014.

"Kebanyakan dibangun di kawasan industri karena memang di antaranya untuk para pekerja industri. Sehingga mereka bisa menyicil uang muka untuk membeli rumah pribadi. Di apartemen ini sudah banyak antreannya," katanya.

Saromi mengatakan, ia tengah membangun empat tower bangunan di Gedebage Kota Bandung. Pematangan lahannya akan dilakukan tahun ini dan rencananya dapat digunakan pada 2023. Empat tower 11 lantai tersebut dapat memenuhi 1.424 unit rumah untuk PNS dan mitra Pemprov Jabar. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement