Ahad 01 Mar 2020 16:47 WIB

BPBD Magelang Tanggap Darurat Banjit Bandang

Banjir bandang Magelang terjadi setelah hujan deras mengguyur selama tiga hari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, melakukan upaya penanganan darurat kawasan yang terdampak banjir bandang di Desa Salamkanci, Bandongan (Foto: ilustrasi banjir)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, melakukan upaya penanganan darurat kawasan yang terdampak banjir bandang di Desa Salamkanci, Bandongan (Foto: ilustrasi banjir)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, melakukan upaya penanganan darurat kawasan yang terdampak banjir bandang di Desa Salamkanci, Bandongan. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengatakan, sejumlah personel melakukan upaya penanganan kedaruratan terutama membuka saluran air di daerah itu supaya bisa lancar.

"Banjir bandang yang terjadi kemarin penyebabnya air yang tertahan di bagian atas kemudian bergerak liar," katanya, Ahad (1/3).

Baca Juga

Ia menyampaikan, pihaknya akan membuka saluran-saluran air supaya aliran airnya tidak ada hambatan. Namun hal ini agak silit karena banjir bandang kemarin mambawa material sampah hutan turun dan menyumbat saluran air sehingga sampai sekarang belum bisa optimal penanganannya.

"Fakta dilapangan berbeda sehingga kita akan lihat situasi lebih lanjut," katanya.

Edy menuturkan, kronologi terjadinya banjir bandang di Dusun Semen dan Mudan, di Desa Salamkanci, yakni tiga hari berturut-turut hujan besar kemudian puncaknya hari Sabtu (29/2), hujan cukup besar sejak pukul 10.00 WIB. Banyak terjadi titik longsor dan debit air yang ada di saluran bertambah besar.

"Volume air yang tertahan longsor bertambah besar dan tidak tertahan lagi sehingga akhirnya jebol, lepas air bergerak liar sehingga terjadilah banjir bandang tersebut dan sebanyak 64 keluarga mengungsi," katanya.

Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam banjir bencana alam tersebut, namun sejumlah rumah rusak, dua di antaranya roboh. Selain itu sejumlah rumah juga kemasukan lumpur, hal ini tentu mengganggu kehidupan normal masyarakat.

Ia menyebutkan, sebanyak 430-an personel dari TNI, kepolisian, BPBD, masyarakat ditambah relawan dan komunitas melakukan tanggap darurat di kawasan banjir bandang ini. Menurut dia masyarakat yang mengungsi sekarang sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement