Ahad 01 Mar 2020 17:15 WIB

H+2, Korban Tertimbun Longsor Tasikmalaya belum Ditemukan

Kondisi cuaca hujan menyulitkan tim untuk mencari korban tertimbun longsor

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Satu unit alat berat dikerahkan untuk membersihkan jembatan yang tertimbun material longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (29/2).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Satu unit alat berat dikerahkan untuk membersihkan jembatan yang tertimbun material longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (29/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pencarian korban hilang yang diduga tertimbun longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, hingga hari ketiga atau H+2 pascakejadian, masih nihil. Hingga pencarian ditutup pada Ahad (1/3) sore, korban atas nama Didi (63 tahun) belum juga ditemukan.

Pelaksana tugas, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, proses pencarian korban pada Ahad dilakukan oleh dua tim. Satu tim fokus melakukan pencarian di sekitar jembatan menggunakan alat berat sekaligus membersihkan material lonsoran.

Tim lainnya menyusuri daerah aliran sungai yang tertutup material ke arah terjadinya longsoran."Tapi ketebalan material hampir 15 meter, kita agak kesulitan. Alat berat juga tidak bisa masuk, karena bagian itu lumpur," kata dia, Ahad (1/3).

Selain itu, Nuraedidin mengatakan, kondisi cuaca yang hujan juga membuat proses pencarian terkendala. Menurut dia, terlalu berisiko jika terus memaksakan melakukan pencarian ketika hujan turun. Sebab, tanah masih labih dan berpotensi terjadi longsor susulan.

Kepala Staf Komando Distrik Militer (Kasdim) 0612/Tasikmalaya, Mayor Inf Candra Suhendra mengatakan, hujan di wilayah itu sering terjadi tiba-tiba ketika proses pencarian dilakukan. Namun, pihaknya sudah menyiagakan anggota di bagian atas dekat pusat longsor terjadi untuk melakukan pemantauan."Jadi kalau di atas ada pergerakan tanah, dapat dilaporkan," kata dia.

Menurut dia, kendala utama proses pencarian adalah material lumpur yang tebal. Untuk melangkah ke tempat yang lebih jauh, petugas harus membuat pijakan dari bambu agar tidak terperosok.

Sementara, alat berat juga tidak mungkin untuk diarahkah ke atas material longsoran. "Kita fokuskan alat berat membersihkan bawah jembatan. Harapannya, kalau bawah jembatan bersih, lumpur perlahan mengalir lewat bawah jembatan," kata dia.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, proses pencarian korban akan dilanjutkan pada Senin (2/3). Sebab semakin sore hujan yang turun semakin deras. "Kita hentikan pencarian hari ini, khawatir terjadi longsor susulan kalau hujan," kata dia.

Kendati demikian, tim telah berhasil membuka akses jembatan yang tertutup material longsoran. Namun, jembatan itu masih belum bisa digunakan lantaran sisa material longsoran di sampingnya  masih cukup banyak.

Bedasarkan data BPBD Kabupaten Tasikmalaya, setidaknya terdapat 170 kepala keluarga (KK) di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, dan Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu, yang terisolasi. Selain itu, satu orang hilang diduga tertimbun longsor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement