REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustadz Abdul Somad (UAS) mengapresiasi penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) 2020 di JCC Senayan, Jakarta. Dia memberi tiga catatan khusus terkait IBF yang sudah ke-19 kalinya ini. Dia memberi catatan untuk penulis, pembaca, dan penerbit.
"Pertama penulis, dengan adanya IBF ini bagi penulis itu motivasi. Walaupun ada orang menulis, tanpa ada IBF dia tetap menulis. Misalnya Buya Hamka tetap menulis meskipun di penjara. Jadi menulislah supaya orang di masa akan datang tahu kau pernah hidup di masa lalu," ujar dia usai mengisi acara di IBF, JCC Senayan, Jakarta, Ahad (1/3).
Karena itu, UAS mengajak para penulis terus menulis dan berkarya. "Orang tidak akan tahu rumahmu di mana, anakmu berapa, istrimu berapa. Orang tahu mana bukumu, mana karyamu," ujarnya.
Kedua, UAS pun memberi catatan untuk masyarakat. Dia mengajak untuk rajin membaca karena ini pula yang diajarkan Islam sebagaimana surat Al-Alaq. "Bagi kita cukuplah ayat yang pertama itu turun. Iqra, bacalah. Bagaimana kita membaca kalau kita tidak datang ke IBF. Kita tidak tahu update berita buku apa yang terbaru terbaik," ujar dia.
Catatan berikutnya untuk penerbit. UAS memandang penyelenggaraan IBF ini menumbuhkan usaha atau bisnis Muslim. Sebab, dengan demikian ada transaksi penjualan di situ.
"Karena ada kertas, cetak, jual. Jadi ini semua tiga unsur. Dunia ilmiah, mencerdaskan umat, dan bisnisnya maju," katanya.
UAS juga berharap semoga ke depannya IBF bisa semakin tinggi peminatnya dan banyak melahirkan penulis Muslim yang produktif dari Indonesia sehingga dakwah Islam pun kian tersebar luas. "Kalau bisa jangan hanya bahasa Indonesia tapi juga berbagai bahasa. Bagaimana kalau buku kita diterjemahkan ke bahasa Turki, dibaca oleh orang Turki, tentu amat membahagiakan," ujarnya.