Ahad 01 Mar 2020 21:19 WIB

Emil: Dari Kertajati WNI Diamond Princess Langsung ke Sebaru

Emil dijadwalkan ikut menyambut kedatangan 68 ABK Diamond Princess di Kertajati.

Personel Polri melakukan pengamanan di Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Ahad (1/3/2020).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Personel Polri melakukan pengamanan di Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Ahad (1/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka akan menjadi lokasi pendaratan pesawat 68 Warga Negara Indonesia yang merupakan ABK Diamond Princess.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil, Ahad (1/3), mengatakan, setelah mendarat di BIJB Kertajati, 68 WNI tersebut akan diberangkatkan dengan kapal dari Indramayu ke Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.

"Kertajati jadi tempat transit dari Diamond Princess. Warga Indonesia yang akan diobservasi selama 28 hari. Itu rutenya lewat Kertajati. Saya izinkan, tidak ada masalah, (karena) sesama NKRI," kata Kang Emil dalam siaran pers Biro Humas dan Keprotokolan Setda Jabar.

Kang Emil menegaskan, proses penerbangan ke-68 WNI dari Yokohama, Jepang, ke BIJB Kertajati menjadi wewenang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pun demikian dengan observasi. "Jadi Kertajati hanya mendaratnya saja, setelah itu langsung ke Pulau Sebaru. Mendarat, naik bus, naik kapal, kemudian di sana difasilitasi untuk observasi selama 28 hari," katanya.

Kang Emil pun dijadwalkan akan menyambut kedatangan 68 ABK Diamond Princess di Kertajati. Selain itu Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar sudah berkoordinasi dengan semua pihak, mulai dari TNI, POLRI, Kemenkes RI, Dinkes Kabupaten Majalengka dan Indramayu.

Ke-68 ABK Diamond Princess asal Indonesia dijadwalkan mendarat di BIJB Kertajati pada pukul 24:00 WIB. Setelah itu, mereka akan dievakuasi ke KRI Suharso di Pelabuhan Indramayu. Kemudian, mereka menuju Pulau Subaru untuk menjalani observasi selama 28 hari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement