Senin 02 Mar 2020 01:11 WIB

Kampanye Isu Perempuan Lewat Film Dinilai Strategis

Kampanye terkait kekerasan kepada anak dan perempuan dapat disampaikan lewat film

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Kampanye terkait kekerasan kepada anak dan perempuan dapat disampaikan lewat film. Ilustrasi.
Foto: ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA FOTO
Kampanye terkait kekerasan kepada anak dan perempuan dapat disampaikan lewat film. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kampanye terkait kekerasan kepada anak dan perempuan melalui dunia seni perfilman dinilai cukup strategis untuk digunakan. Pandangan ini disampaikan aktivis lembaga advokasi perempuan DAMAR.

"Kami merasa ini adalah metode baru yang dapat menjadi pintu masuk terkait isu perempuan, yang selama ini hanya melalui media diskusi dan dialog antar komunitas," kata aktifis perempuan DAMAR, Ana Yunita Pratiwi, Ahad (1/3).

Baca Juga

Ia pun mengharapkan insan perfilman khususnya di Provinsi Lampung ke depannya dapat lebih mengangkat isu perempuan. Menurut Ana kenyataannya saat ini kaum perempuan di Indonesia banyak mengalami kekerasan baik secara fisik maupun mental tanpa disadari. Ini karena tidak adanya kampanye yang masif dalam memberi pendidikan dan pengetahuan terkait isu ini.

Selain itu, realitas di negara ini banyak orang juga menganggap perempuan sebagai objek seksualitas yang memiliki nilai jual tinggi. Akibatnya banyak perusahaan mengeksploitasi perempuan demi keuntungan mereka.

"Kita contohkan banyak industri yang menggunakan wanita dengan pakaian seksi baik untuk promosi dan lainnya padahal hal tersebut dapat dikerjakan oleh laki-laki," jelasnya.

Praktisi perfilman Dede Safara mengungkapkan isu-isu feminisme merupakan isu yang sangat seksi untuk bisa diangkat oleh komunitas-komunitas film pendek maupun panjang yang ada di manapun. Jika ingin mengemas isu perempuan menjadi sebuah film, sineas di Lampung harus cermat dan jeli mencari isunya. Sineas dapat menyajikan gambar-gambar yang menginformasikan bahwa perempuan adalah objek kekerasan.

"Tentunya selain tujuan kita mengkampanyekan isu perempuan kita juga akan mencoba masuk ke dalam festival film nasional maupun internasional sebagaimana film-film Indonesia yang dapat pengakuan di dunia internasional terkait isu feminisme ini," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement