REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 68 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal (ABK) Diamond Princess telah tiba di Bandara Kertajati, dan melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan PLTU Sumuradem, Indramayu untuk dibawa ke lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan seluruh ABK yang dievakuasi dalam keadaan sehat.
"Semua WNI yang dievakuasi dalam keadaan sehat wal afiat," ujar Menko PMK di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Senin (2/3) dini hari.
Muhadjir melanjutkan, para ABK akan menempuh dua kali perjalanan setelah mendarat di Bandara Kertajati, yakni menuju Pelabuhan Sumuradem dengan bus dan kemudian dibawa dengan KRI dr Soeharso menuju Pulau Sebaru Kecil. Nantinya, para ABK juga akan kembali menjalani pemeriksaan di Kapal KRI dr Soeharso.
"Sampai di kapal akan diambil lagi spesimennya untuk memastikan benar-benar sehat, jadi memang semuanya ini dilakukan dalam kehati-hatian," katanya.
Muhadjir kembali menegaskan, proses evakuasi dilakukan berdasarkan standar WHO. Dimana tidak boleh ada orang yang sakit ikut dievakuasi. "Jadi kalau tidak sehat memang tidak bisa dievakuasi," ucapnya.
Saat ini, seluruh bus yang membawa WNI ABK Diamond Princess telah berangkat menuju PLTU Sumuradem. Lama perjalanan dari Bandara Kertajati menuju Pelabuhan Sumuradem diperkirakan kurang lebih dua jam. Setelah itu, para WNI ABK Diamon Princess akan dibawa dengan KRI dr Soeharso dan diperkirakan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Senin siang.