REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 68 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal (ABK) Diamond Princess telah dibawa menuju PLTU Sumuradem, Indramayu, setelah sebelumnya mendarat di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Melalui Pelabuhan Sumuradem, para WNI itu selanjutnya akan dibawa ke tempat observasi yang berada di Pulau Sebaru Kecil.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan seluruh ABK yang dievakuasi dalam keadaan sehat. Muhadjir mengatakan untuk memastikan WNI ABK Diamond Princess benar-benar dalam keadaan sehat, nantinya mereka akan kembali menjalani pemeriksaan di dalam KRI dr Soeharso.
"Sampai di kapal (KRI dr Soeharso) akan diambil lagi spesimennya untuk memastikan benar-benar sehat, jadi memang semuanya ini dilakukan dalam kehati-hatian," katanya.
Muhadjir kembali menegaskan, proses evakuasi dilakukan berdasarkan standar WHO. Dimana tidak boleh ada orang yang sakit ikut dievakuasi. Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat yang membawa 68 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal (ABK) Diamond Princess yang terbang dari Bandara Haneda, Jepang, mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Ahad (1/3) malam.
Diiringi hujan gerimis, Pesawat Garuda tersebut mendarat di Bandara Kertajati sekitar pukul 23.03 WIB. Sekitar 200 meter dari depan pesawat lima unit bus tampak di landasan bandara, kelima bus bertuliskan RSPAD Gatot Subroto tersebut rencananya akan membawa WNI ABK Diamond Princess ke Pelabuhan Indramayu.
Begitu turun dari pesawat, para WNI ABK Diamond Princess mendapat penyemprotan disinfektan, termasuk barang-barang bawaan mereka. Setelah itu, mereka kemudian masuk kedalam bus dan berangkat menuju PLTU Sumuradem.
Lama perjalanan dari Bandara Kertajati menuju Pelabuhan Sumuradem diperkirakan kurang lebih dua jam. Setelah itu, para WNI ABK Diamon Princess akan dibawa dengan KRI dr Soeharso dan diperkirakan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Senin siang.