REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia bukanlah apa-apa di hadapan Allah. Karena itu, umat Islam selalu memanjatkan doa agar segala keinginannya dikabulkan oleh Allah. Doa yang diucapkannya itu pun harus dilakukan dengan suara yang lembut dan rendah hati.
Allah SWT berfirman dalam Alquran, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut." (QS al-A'raf (7): 55).
Dalam buku Obrolan Sufi: Untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh, Syekh Ragib Frager menjelaskan ada dua jenis doa dalam Islam. Jenis yang pertama adalah doa formal atau shalat.
Menurut dia, dalam shalat, lafal bacaan dan gerak tubuhnya harus sesuai dengan ketentuan. Selain itu, umat Islam juga harus menghadap arah kiblat, melafalkan ayat-ayat Alquran, terutama rukun yang wajib, yaitu membaca surat Al Fatihah.
Sedangkan jenis yang kedua adalah doa pribadi. Menurut Syekh Ragib, doa jenis ini kadang-kadang disebut doa permohonan untuk meminta pertolongan kepada Allah, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Namun, saat ini banyak orang yang berdoa untuk meminta sesuatu yang hanya bersifat material dan sering kali lupa untuk memohon sesuatu yang sifatnya spiritual. Misalnya, memohon kepada Allah untuk membukakan hatinya, membuatnya lebih jujur, tidak egois, banyak beramal, dan lebih dewasa.
Tentu saja umat Islam juga dapat meminta kepada Allah hal yang bersifat spirutal seperti itu atau memohon agar orang lain juga mendapatkan kebaikan. Karena, menurut Syekh Ragib, hampir semua yang diajarkan dalam Alquran dan hadits menggunakan kata ganti 'kami', bukan 'aku'.
Hal ini berarti umat Islam juga diajarkan untuk melibatkan dan peduli pada orang lain atau orang-orang yang dicintai. Misalnya, umat Islam dapat mendoakan orang lain yang mengalami kesulitan, kesusahan, atau kelaparan. Tentu saja tidak hanya sekadar mendoakan, tapi juga harus bertindak jika bisa membantunya.