Senin 02 Mar 2020 07:10 WIB

4 Cara Tingkatkan Kepercayaan Diri Sebagai Mualaf

Menjadi seorang mualaf tidak luput dari berbagai cobaan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
4 Cara Tingkatkan Kepercayaan Diri Sebagai Mualaf.
Foto: ROL/Ilustrasi Mardiah
4 Cara Tingkatkan Kepercayaan Diri Sebagai Mualaf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap bagian diri Anda tahu telah membuat keputusan yang tepat dengan memeluk agama Islam. Anda membaca syahadat dengan perasaan cinta pada Allah SWT dan sukacita.

Anda mengucapkan 'Saya bersaksi tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah'. Kini hatimu bisa menikmati perasaan damai yang menyelinap ke dalam diri.

Jika kamu baru menjadi seorang mualaf, ini empat cara meningkatkan kepercayaan diri sebagai seorang Muslim, dilansir dari About Islam, Senin (2/3).

Prioritaskan iman

Salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan sebagai seorang Muslim baru adalah memprioritaskan iman. Luangkan waktu yang diperlukan untuk mempelajari semua dasar-dasarnya seperti shalat, puasa, membaca Alquran, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sehari-hari yang sibuk dan cepat, luangkan waktu khusus untuk mempelajari Islam di dalam dan luar. Usahakan setiap hari mempelajari sesuatu tentang Islam.

Misalnya, satu jam membaca Alquran atau mendengarkan ceramah yang bermanfaat dan dapat memperkuat rasa percaya diri. Bergabung dengan kelas Muslim atau grup belajar dan tempatkan Islam di garis depan dalam hidupmu.

Bayangkan seolah iman kamu sebagai telur yang rapuh. Sehingga kamu tidak akan membuangnya secara kasar dari tangan ke tangan. Sebaliknya, kamu akan memperlakukannya dengan lembut dan hati-hati agar tidak retak.

Ubah yang negatif menjadi positif

Kepercayaan diri kamu sebagai seorang Muslim baru harus dapat menghadapi kritikan terhadap Islam. Apakah kritik itu datang dari orang yang dicintai atau orang asing di jalan. Sebab Muslim sering ditempatkan di bawah pengawasan yang ketat bukan karena kesalahan mereka.

Pengalaman negatif dapat memiliki efek yang membekas pada keyakinan kamu. Maka sangat penting untuk mengubah setiap hal negatif menjadi hal positif. Mungkin akan ada seseorang yang berkomentar kasar tentang Islam atau melakukan sesuatu yang membuat kamu merasa tidak diinginkan karena kamu memeluk Islam.

Sebaiknya kamu mengubah pengalaman negatif ini menjadi pengalaman positif yang bisa diambil hikmahnya. Misalnya, ada seorang siswi Muslim di kelas diasingkan karena mengenakan jilbab. Maka siswi tersebut bisa berkomunikasi ke guru untuk memberikan pelajaran tentang budaya dan toleransi di kelas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement