REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, pada Februari 2020 wilayah tersebut mengalami inflasi sebesar 0,31 persen, yaitu dari 103,72 pada Januari 2020 menjadi 104,04 pada bulan selanjutnya. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan memgungkapkan, komoditas yang dominan memberikan andil besar atas terjadinya inflasi yaitu bawang putih, cabai merah, dan daging ayam ras. Sementara komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah bawang merah, tomat, dan cumi-cumi.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Februari 2020 antara lain bawang putih, cabai merah, daging ayam ras, emas perhiasan, angkutan udara, melon, beras, sepeda motor, semangka, dan telur ayam ras," ujar Dadang di kantornya, Senin (2/3).
Dadang nelanjutkan, penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Februari 2020, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember yaitu mencapai 0,51 persen. Kemudian diikuti Probolinggo sebesar 0,39 persen, Madiun dan Kediri sebesar 0,38 persen, Surabaya sebesar 0,32 persen, Malang sebesar 0,28 persen, Sumenep sebesar 0,16 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,10 persen.
Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2020 di 8 kota IHK Jawa Timur, sampai dengan Februari 2020 Sumenep merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 1,00 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Banyuwangi yang mengalami inflasi sebesar 0,61 persen.