REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan Jawa Barat mengunjungi Harian Republika Perwakilan Jawa Barat (Jabar) di Jalan Mangga nomor 47, Kota Bandung, Senin (2/3). Kunjungan yang dipimpin Deputi Direksi BPJS Wilayah Jawa Barat, Siswandi ini langsung diterima oleh Kepala Perwakilan Republika Jabar, Rahmat Santosa Basarah.
Deputi Direksi BPJS Wilayah Jawa Barat Siswandi didampingi Asisten Deputi Bidang PKKC Ansharudin mengungkapkan kedatangannya bersama tim untuk bersilaturahmi sekaligus mengajak Harian Republika bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan dan sehat.
"Tahun ini (BPJS Kesehatan) fokus nomor satu edukasi publik. Kami tahu diri keterbatasan sumberdaya manusia, kami memohon dukungan melalui media," ujarnya, Senin (2/3).
Saat ini, menurutnya, berbagai lapisan masyarakat mudah mengakses dan menjangkau informasi melalui media massa. Dalam satu tahun, dia menambahkan, anggaran untuk mengganti klaim kesehatan di rumah sakit di Jabar mencapai Rp 10 triliun.
Sedangkan, jumlah dana yang diperoleh oleh BPJS Kesehatan tiap tahun sangat jauh dari pengeluaran. Menurutnya, pengeluaran yang besar diperuntukkan bagi pasien yang menderita penyakit jantung, kanker, stroke, dan cuci darah di kabupaten dan kota di Jabar.
"Kanker terbanyak di Cianjur, kalau jantung semua kabupaten kota sama, (rangking) kedua beda-beda. Di Cimahi rangking dua stroke," katanya. Terkait fenomena penyakit yang banyak diderita masyarakat ke depan harus didalami.
"Sementara belum valid (kanker di Cianjur), di sana banyak membuat kue dan jajanan yang bahannya dari bahan berwarna bukan dari seharusnya, apakah itu ada hubungannya?," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Siswadi mengatakan, pihaknya terus mengampanyekan agar masyarakat peduli dan menjaga kesehatan. Di sisi lain, pihaknya akan menggandeng semua pimpinan lembaga dan instansi untuk mengajak hidup sehat.
Pihaknya juga mendorong agar pelayanan di rumah sakit bisa lebih ramah terhadap pasien pemakai BPJS Kesehatan. Sebab, katanya, masih ditemukan laporan dari masyarakat yang mengeluhkan tentang pelayanan rumah sakit.
"Di Jawa Barat belum seperti di wilayah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur soal welcomenya rumah sakit. Di sini belum. Kalau ditempat lain dinomorsatukan, ini masih PR kami," katanya.