Senin 02 Mar 2020 17:52 WIB

Bukan Tanggul Jebol, tapi Aspal Jalanan Terangkat

Jalanan itu rusak atau terangkat akibat air dari Kali Cipinang yang meluap dari bawah

Rep: Flori Sidebang / Red: Agus Yulianto
Kondisi jalanan rusak di RT 006 RW 03, Jalan H Marda, Gang Cempaka Satu, Lembah Pasir, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (2/3).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Kondisi jalanan rusak di RT 006 RW 03, Jalan H Marda, Gang Cempaka Satu, Lembah Pasir, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengemudi kendaraan bermotor diimbau untuk sementara waktu tidak melintas pada ruas jalan di RT 006 RW 03, Jalan H Marda, Gang Cempaka Satu, Lembah Pasir, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Pasalnya, jalanan itu rusak atau terangkat akibat air dari Kali Cipinang yang meluap dari bawah. 

"Aspal jalanan itu terangkat dan retak," kata Ketua RT 006 RW 03, Sumarsono. 

Jalanan itu rusak atau terangkat akibat air dari Kali Cipinang yang meluap dari bawah. Sehingga aspal jalanan itu terangkat dan retak. "Klarifikasi ya, bukan tanggul yang jebol, tapi jalanan yang jebol, prosesnya melalui bawah. Keangkat gitu ya, makanya ini membahayakan warga yang melintas," kata Sumarsono saat ditemui Republika di lokasi, Senin (2/3).

Sumarsono menuturkan, akibat insiden itu, rumah-rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi. Rumah warga yang terletak persis di depan aliran kali dengan jarak sekitar lima meter terendam banjir dengan ketinggian hampir 50 sentimeter.

Dia mengaku, wilayah itu memang rawan banjir lantaran terletak di pinggi kali. Sumarsono menjelaskan, salah satu upaya untuk mencegah banjir masuk ke permukiman warga, maka dibangun tanggul.

Namun, tanggul itu telah dibangun sejak sekitar 1990-an dan merupakan swadaya masyarakat. Karenannya, dia menilai, tanggul itu sudah keropos dan memiliki banyak kebocoran karena usia yang tua.

Ia pun khawatir jika sewaktu-waktu tanggul itu akan bocor dan berimbas ke permukiman warga. "Memang (tanggulnya) sudah mulai tua, keropos dan banyak yang bocor. Kita khawatirkan karena di daerah sini rawan banjir, kalau sampai terjadi tanggul ini jebol, malah akibatnya ke warga," ujar Sumarsono.

"Tapi bagaimana pun juga upaya dan usaha kita, maksimal untuk melakukan suatu perbaikan lingkungan, sudah berjalan dengan baik," sambungnya.

Sumarsono mengungkapkan, tanggul itu memiliki ketebalan sekitar 30 sentimeter dan dilapisi semen. Sebanyak 25 kepala keluarga (KK) yang ada di RT 006 RW 03 itu pun rumahnya sempat terendam banjir.

Salah satu warga, Risma Suryati mengungkapkan, insiden jalanan terangkat itu terjadi pada Ahad (1/3). Risma menyebut, setelah azan magrib tiba-tiba terdengar suara cukup kencang, seperti ledakan petasan. Namun, saat ia dan sang suami keluar rumah, kondisi jalanan di depan kediamannya itu telah retak dan terangkat.

"Saya sama anak-anak langsung mengungsi ke rumah saudara, yang letaknya enggak jauh dari sini. Tapi posisi rumahnya lebih di atas," papar Risma.

Risma menjelaskan, sebelum suara itu terdengar, ketinggian air di sekitar permukimannya meninggi sekitar 20 sentimeter. Namun, setelah jalanan itu terangkat, arus dan ketinggian air semakin bertambah.

Dia pun berharap agar pemerintah serta pihak-pihak terkait dapat segera memperbaiki tanggul ataupun membangun turap dengan kondisi yang lebih baik lagi. Agar hal serupa tidak kembali terulang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement