REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kesan wangi dan bersih melekat pada diri Nabi Muhammad SAW. Tidak ada yang lebih Rasulullah SAW cintai daripada aroma harum. Karena itu, Nabi SAW kerap memakai wangi-wangian. Beliau juga tidak pernah menolak setiap kali diberi wewangian.
Seperti dinukilkan dalam buku berjudul "Pribadi Muhammad" karya Dr Nizar Abazhah, disebutkan bahwa Nabi SAW suka memakai parfum, meminyaki rambut, kedua alisnya dan seluruh tubuhnya.
Jika memakai minyak, beliau menuangkannya ke telapak tangan kiri (dan mengambilnya dengan tangan kanan), lalu memulai dari kedua alis, kemudian ke kedua mata, lalu ke kepala. Jika memakai misik, Nabi SAW mengusapkannya ke kepala dan jenggot.
Banyaknya wewangian yang dipakai Nabi SAW, aromanya terus menyebar sehingga para sahabat mengetahui ketika Nabi datang atau melintas.
Dalam hadis yang diriwayatkan Al Bukhari, disebutkan bahwa jika Nabi SAW lewat di suatu jalan, maka orang yang lewat berikutnya akan tahu jika sebelumnya Nabi SAW lewat di sana. "Kami tahu kalau Nabi sudah keluar melalui wangi tubuhnya," tutur Annas.
Annas juga mengatakan, "Belum pernah aku mencium bau minyak wangi, parfum atau apa saja seharum aroma Rasulullah SAW." (HR Muslim).
Jabir ibn Samurah RA juga menuturkan, bahwa Rasulullah SAW pernah mengusap pipinya. Dia merasakan tangan Nabi SAW dingin atau harum, seperti baru dikeluarkan dari tas kulit minyak wangi.
Dia juga berkata, "Aku pernah dibonceng Nabi SAW, lalu mulutku tersentuh pada cincin kenabian beliau yang menebarkan semerbak wewangian." (HR. Muslim).
Aroma wangi melekat pada tubuh Rasulullah SAW. Sebabnya, selain memakai parfum, beliau juga begitu memperhatikan kebersihan lahiriyahnya.
Bahkan, menurut Anas RA, dia mengatakan selama 10 tahun menemani Rasulullah SAW, selama itu pula dia menghirup aromanya. Dia mengatakan belum pernah mencium bau mulut seharum bau mulut Rasulullah SAW.
Karena tidak pernah lepas dari parfum, Nabi SAW selektif memilih parfum. Sebagaimana diungkapkan Annas RA, bahwa Nabi SAW selalu memakai parfum jenis 'al-Sukk'.
Tidak hanya itu, disebutkan bahwa Nabi SAW juga suka membakar dupa dengan meletakkan kapur barus di atas gaharu untuk memperoleh efek semerbak aromanya.