Senin 02 Mar 2020 19:50 WIB

Inflasi Bawang Putih, Importir: Pasokannya Belum Masuk

Pasokan dari China akan masuk pada Maret untuk kebutuhan ramadhan dan lebaran.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Pedagang membawakan bawang putih impor dari China  ke pembelinya di pasar tradisional  (Ilustrasi).
Foto: JOJON/ANTARA FOTO
Pedagang membawakan bawang putih impor dari China ke pembelinya di pasar tradisional (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komoditas bawang putih hingga Februari 2020, masih dominan dalam menyumbang inflasi karena harganya yang masih cukup tinggi. Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran, Umbi Indonesia (Pusbarindo) menyatakan, hingga bulan lalu pasokan bawang putih impor dari China memang belum tiba di Indonesia.

Ketua II Pusbarindo, Valentino, menjelaskan, belum masuknya bawang putih impor hingga Februaru lalu itu lantaran Surat Persetujuan Impor baru dikeluarkan secara resmi pada Rabu (26/2) pekan lalu. "Ya (belum masuk). Kecepatan pengiriman dalam kondisi normal saja butuh waktu 2-3 minggu," kata Valentino kepada Republika.co.id, Senin (2/3).

Valentino mengatakan, terkait adanya wabah virus corona di China, Pusbarindo pun belum mendapatkan konfirmasi apakah para ekspotir bisa melayani pesanan seperti biasa atau ada perlambatan pengiriman. Para pengusaha yang mendapatkan rekomendasi dan izin impor, juga belum mendapat kepastian dari pihak China.

Dengan kata lain, kemungkinan besar pasokan bawang putih impor secara normal baru akan tiba di Indonesia pada Maret 2020. Namun, soal jumlah pasti volume perizinan impor yang diterbitkan pemerintah dan seberapa banyak pasokan yang akan masuk, pihaknya belum mendapatkan informasi yang detail.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) bawang putih sebanyak 60 ribu ton, dari total Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan Kementan sebanyak 103 ribu ton. Pasokan yang akan masuk dari China sekaligus untuk mengamankan kebutuhan pada Bulan Puasa dan Lebaran mendatang.

Valentino menambahkan, pihaknya untuk saat ini tengah menjalani penjajakan baru dengan Atase Perdagangan Mesir untuk bisa menjadi alternatif impor bawang putih. Ia menuturkan, pihak kanselir Mesir siap memasok bawang putih untuk Indonesia dengan kelengkapan dokumen sesuai yang disyaratkan pemerintah.

Di antaranya seperti kelengkapan berkas global good agricultural pratices (GAP) serta certificae of produc capacity. Adapun kebutuan dokumen lain seperti good handling practices (GHP) dan shipment pre loading certificate of analysis masih tengah dibicarakan dengan pihak Mesir.

"Itu semua adalah beberapa persyaratan yang ditentukan pemerintah Indonesia dalam mekanisme importasi bawang putih," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement