Senin 02 Mar 2020 20:12 WIB

Perjalanan Buttigieg Menuju Gedung Putih Berakhir

Pete Buttigieg mundur dari bursa capres AS setelah Joe Biden menang di South Carolina

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pete Buttigieg mundur dari bursa capres AS setelah Joe Biden menang di South Carolina. Ilustrasi.
Foto: Gary He/EPA
Pete Buttigieg mundur dari bursa capres AS setelah Joe Biden menang di South Carolina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Perjalanan Pete Buttigieg menuju Gedung Putih sudah berakhir. Ia mengatakan tidak melihat peluang memenangkan kompetisi calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat.

Mantan wali kota itu mundur setelah kandidat moderat lainnya yakni mantan wakil presiden Joe Biden meraih kemenangan besar di South Carolina. Keputusan Buttigieg ini mengguncang kompetisi yang mencari lawan Presiden Donald Trump dalam pemilihan presiden November mendatang.

Baca Juga

Selain itu keputusan ini juga diumumkan tepat dua hari sebelum Super Tuesday digelar. Di mana negara bagian Alabama, Arkansas, California, Colorado, Maine, Massachusetts, Minnesota, North Carolina, Oklahoma, Tennessee, Texas, Utah, Vermont, dan Virginia menggelar primary atau kaukus di hari yang sama.

Kandidat yang berhasil di Super Tuesday memiliki peluang paling besar untuk maju sebagai kandidat presiden. Buttigieg yang berusia 38 tahun menjadi kandidat termuda calon presiden dari Partai Demokrat.

Ia sempat meraih momentum ketika menang tipis dalam kaukus Iowa bulan lalu dan finish diurutan kedua di New Hampshire. Tapi ia berakhir di peringkat ketiga di Nevada dan keempat di South Carolina.

"Hari ini momen kebenaran, jalan kebenaran menyempit untuk pencalonan kami tapi bukan tujuan kami, kami selalu bertujuan untuk menyatukan Amerika demi membantu mengalahkan Donald Trump dan memenangkan nilai-nilai era kami," kata Buttigieg, Senin (2/3).

Setelah Buttigieg mundur maka kandidat calon presiden dari Partai Demokrat tinggal enam orang. Kompetisi ini sebelumnya sangat riuh dengan 20 kandidat.

Penasihatnya mengatakan Buttigieg mundur agar tidak membantu Bernie Sanders memenangkan kompetisi ini. Sanders seorang senator dari Vermont mengaku sebagai sosialis demokratik.

"Pete tidak akan memainkan peran sebagai pembocor. Apakah ia dapat melewati Super Tuesday dan selanjutnya? Tentu, tapi ini bukan latihan kesombongan," kata penasihat yang tak bersedia namanya disebutkan.

Penasihat itu mengatakan Buttigieg dan Biden sempat melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon. Tapi pembicaraan itu tidak ada hubungannya dengan keputusan Buttigieg mundur. Pengusaha Tom Seyer sudah mundur pada Sabtu (28/2) lalu setelah berakhir diperingkat ketiga di South Carolina.

Berbicara di South Bend, Buttigieg mengatakan kampanyenya dimulai dengan 'perjalanan yang tak biasa'. Ia hanya memiliki empat orang staf, tidak memiliki daftar nama pendonor besar, dan tidak memiliki kekayaan pribadi.

"Kami masuk dalam kompetisi ini untuk mengalahkan presiden yang sekarang dan untuk mengantarkan jenis politik baru," kata Buttigieg.

Kepada pendukungnya ia mengatakan kini saatnya untuk mundur dan membantu Partai Demokrat serta Amerika bersatu. Para kandidat calon presiden lainnya memuji Buttigieg di media sosial.

Biden mengatakan Buttigieg menjalankan kampanye yang luar biasa berdasarkan belas kasih, keberanian, dan kejujuran. Ia menambahkan kampanye ini menjadi awal bagi Buttigieg di panggung politik nasional.

Buttigieg adalah kandidat pertama calon presiden AS yang terbuka menyatakan dirinya homoseksual. Tapi ia tidak menjadikan seksualitasnya sebagai inti dari kampanyenya.

Suaminya, Chasten Buttigieg, seorang guru yang ia nikahi pada 2018 selalu menemani di setiap kampanyenya. Buttigieg kerap menyebut dirinya sebagai 'Mayor Pete' karena banyak pemilih yang kesulitan mengucapkan nama belakangnya.

Ia juga tidak sering mengungkapkan latar belakang keluarganya. Ayahnya Joseph Buttigieg seorang akademis dari University of Notra Dame, pakar dan penerjemah filsuf Marxist Antonio Gramsci.

Namun ia berada di sisi yang berbeda dari Sanders yang cenderung progresif. Mantan Angkatan Laut dan peraih beasiswa bergengsi Rhodes Scholarship di Oxford itu kritis terhadap proposal-proposal yang diajukan Sanders. 

Ia mengatakan Sanders yang tidak bersedia berkompromi dengan agenda-agenda liberal dapat menjauhkan pemilih moderat. Dalam debat di South Carolina, Buttigieg mengatakan rencana Sanders untuk mendanai sistem kesehatan nasional melalui anggaran pemerintah akan menjadi pukulan telak bagi Partai Demokrat.

"Saya bisa katakan dengan tepat bagaimana semuanya akan berakhir, ini akan berakhir dengan Donald Trump empat tahun lagi," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement