REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Gereja Shincheonji, Lee Man-hee meminta maaf karena jemaatnya menjadi penyebab penyebaran wabah virus corona di Korea Selatan (Korsel). Dalam konferensi pers, Lee berlutut dan membungkuk untuk meminta maaf kepada seluruh warga Korsel.
Sebanyak 60 persen dari sekitar empat ribu kasus virus corona di Korsel dikonfirmasi merupakan anggota gereja tersebut. Pada Senin, Korsel melaporkan 476 kasus baru sehingga total kasus virus corona di negara itu menjadi 4.212. Hingga saat ini, ada 26 kasus kematian akibat virus corona.
Jaksa penuntut telah diminta untuk menyelidiki Lee atas tuduhan kelalaian besar. "Meskipun tidak disengaja, banyak orang telah terinfeksi. Kami telah melakukan upaya terbaik, tetapi kami tidak dapat mencegah semuanya," ujar Lee dilansir BBC.
Anggota Gereja Shincheonji dituding telah merahasiakan identitas jemaatnya. Hal ini membuat otoritas kesehatan kesulitan melacak wabah tersebut. Namun, juru bicara gereja Kim Shin-chang mengatakan mereka telah memberikan daftar anggota gereja kepada pihak berwenang.
"Kami khawatir, jika merilis data ini dapat mengancam keamanan anggota kami," kata Kim.
Gereja di Daegu itu menghadapi pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pihak berwenang dan publik. Sebanyak 310 ribu pengikut melakukan serangkaian tes untuk mengetahui apakah mereka terpapar virus atau tidak.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menyatakan dari kasus terbaru 377 orang berasal dari kota Daegu yang disinyalir infeksi bermula dari Gereja Shincheonji. "Sementara 68 orang terinfeksi berasal dari provinsi terdekatnya, Gyeongsang Utara," kata KCDC.
KCDC mengatakan beberapa anggota gereja pada Januari mengunjungi kota Wuhan di China tengah, meskipun masih diselidiki untuk menentukan apakah itu berperan dalam wabah atau tidak. "Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan semampu kami jika ada tanda-tanda bahwa gereja tidak bekerja sama dengan kami secara sengaja atau karena alasan lain," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip.