REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta pada Februari 2020 mengalami inflasi sebesar 0,27 persen (mtm), sedikit meningkat dari Januari 2020 sebesar 0,25 persen (mtm), namun lebih rendah dari Februari 2020 tingkat nasional sebesar 0,28 persen (mtm).
Tekanan inflasi pada tingkat harga-harga di DKI Jakarta terutama dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK Februari 2020 tercatat 0,52 persen (ytd) atau 3,02 persen (yoy), dan mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,0 persen plus minus 1 persen, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo dalam keterangannya di Jakarta, Senin (2/3).
Hamid menjelaskan, tekanan inflasi pada Februari 2020 terutama disumbang oleh inflasi pada makanan, minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,18 persen (mtm) yang terutama disumbang oleh inflasi pada komoditas daging ayam ras, jeruk, dan cabai merah.
Kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras menyumbang inflasi terbesar dengan sumbangan sebesar 0,06 persen. Tingginya inflasi daging ayam ras tersebut dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemangkasan populasi ayam ras yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan kepada para perusahaan pembibitan.
Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sebesar 0,31 persen (mtm) yang terutama disumbang oleh inflasi pada komoditas sandal kulit pria dan pakaian olahraga wanita. Sementara itu, kelompok komoditas perumahan air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (mtm), terutama disumbang oleh kenaikan biaya kontrak rumah. Menurut dia, laju inflasi tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi. Pada Februari 2020, kelompok transportasi mengalami deflasi 0,38 persen (mtm).
Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi di antaranya bensin sebesar 0,03 persen dan tarif angkutan udara sebesar 0,02 persen. Deflasi pada komoditas bensin disebabkan oleh turunnya harga bensin Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Pertalite sejak 5 Februari 2020, sementara deflasi pada tarif angkutan udara disebabkan oleh sudah berlalunya musim liburan.
"Terjaganya inflasi Februari 2020 tersebut didukung oleh koordinasi pengendalian inflasi yang solid," kata Hamid.
Konsistensi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga serta ditopang oleh sinergi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan forum-forum yang ada, mendukung terjaganya inflasi Jakarta pada Februari 2020. Ke depan, kata Hamid, sinergi tersebut terus diperkuat sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,0 persen plus minus 1 persen.