Senin 02 Mar 2020 23:55 WIB

Mengenal Mazhab Tafsir Alquran: Corak dan Para Tokohnya

Terdapat banyak mazhab tafsir Alquran yang pernah eksis dalam sejarah.

Terdapat banyak mazhab tafsir Alquran yang pernah eksis dalam sejarah. Ilustrasi Alquran
Terdapat banyak mazhab tafsir Alquran yang pernah eksis dalam sejarah. Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Kitab tafsir yang ada hingga saat ini cukup banyak jumlahnya. Sejak masa Nabi Muhammad SAW sampai dengan masa tabiin, tidak ada kitab tafsir yang ditampilkan, kecuali Tanwir Al Miqbas min Tafsir Ibn Abbas (berisi kumpulan tafsir Ibnu Abbas) yang dihimpun Abi Tahir Muhammad bin Ya'qub Asy Syairazy Asy Syafi'i. 

Penulisan kitab tafsir sendiri mencapai puncaknya pada abad ke-7 hingga abad ke-9 Hijriyah. Masa ini adalah masa yang disebut Asr at-tadwin (masa penulisan dan penyusunan kitab tafsir).

Baca Juga

Namun, tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki para sahabat menyebabkan adanya perbedaan dalam penafsiran terhadap ayat-ayat Alquran. 

Ditambah dengan pertentangan teologis yang terjadi di kalangan para sahabat dan tabiin. Pada akhirnya, itu mendorong terbentuknya mazhab-mazhab penafsiran Alquran dalam perkembangan pelbagai literatur tafsir.

Berdasarkan aliran dan corak penafsiran yang digunakan mufasir (ahli tafsir), kitab tafsir dapat dikelompokkan dalam empat jenis.

Pertama, kitab tafsir riwayat (at tafsir al ma'tsur), yaitu kitab yang penafsirannya didasarkan atas penjelasan ayat Alquran, penjelasan hadis Rasulullah SAW, atau para sahabatnya. Kitab tafsir yang termasuk dalam kelompok ini adalah kitab yang ditulis pada abad ke-7 sampai abad ke-9 Hijiriyah. Di antara paling terkenal adalah Tafsir Al Quran Al Adhim karya Ibnu Katsir.

Kedua, kitab tafsir dirayah (tafsir bi ar ra'yi), yaitu kitab yang penyusunannya banyak menggunakan pendapat akal atau hasil ijtihad. Kitab jenis ini cukup banyak jumlahnya. Beberapa yang terpenting ialah Mafatih Al Gaib, Anwar At Tanzil wa Asrar At Ta'wil, Madarik At Tanzil wa Haqa'iq at Ta'wil, Lubab At Ta'wil fi Ma'ani At Tanzil, Al Bahr Al Muht, Gara'ib Alquran wa Raga'ib al Furqan, Tafsir Jalalain, as-Siraj al Munir fi al-I'anah ala Ma'rifah ba'd Ma'ani Kalam Rabbina Al Hakim Al Khabir, Irsyad Al 'Aql As Salim ila Mazaya Al Kitab Al Karim, dan Ruh Al Ma'ani fi Tafsir Alquran Al Azim wa As Sab'i Al Masani.

Ketiga, kitab tafsir ayat ahkam, yaitu kitab yang khusus menerangkan penafsiran ayat-ayat hukum dalam Alquran. Misalnya, kitab Tafsir Ahkam Alquran karya Abu Bakar Ahmad bin Ali Ar Razi Al Jassas, Ahkam Al Quran karya Ali bin Muhammad At abari, Al Iklil fi Istinbat at Tanzil karya As Suyuti, Al Jami' li Ahkam Alquran karya Muhammad bin Ahmad bin Farhi Al Qurtubi, Kanz Al Irfan karya Miqdad bin Abdullah As Sayuri, dan As Samarat Al Yani'ah karya Yusuf bin Ahmad as-Sulasi.

Keempat, kitab tafsir isyari atau lebih dikenal dengan tafsir sufi, yaitu kitab yang penyusunnya menggunakan makna batin atau makna yang tersirat dari ayat-ayat Alquran.

Beberapa karya tafsir yang termasuk kategori tafsir sufi adalah kitab tafsir Haqa'iq At Tafsir karya Abu Abdurrahman As Sulami, Al Kasyf wa Al Bayan karya Ahmad bin Ibrahim an-Naisaburi, Tafsir Ibn Arabi karya Ibnu Arabi, dan Ruh Al Ma'ani fi Tafsir Alquran Al Azim wa As Sab'i Al Masani karya Syihabuddin Mahmud Al Alusi.

Selain keempat jenis kitab tafsir ini, dikenal pula beberapa kitab tafsir yang ditulis  kalangan Muktazilah dan Syiah. Kitab tafsir yang terkenal dari kalangan Muktazilah adalah Tanzih Alquran 'an Al Mata'in karya Abdul Jabbar bin Ahmad Al Hamdani, Amali Asy Syarif Al Murtada karya Ali bin Ahmad Al Husain, dan Al Kasysyaf 'an Haqa'iq At Tanzil wa Uyun Al Aqawil atau Al Kasysyaf karya Abu Kasim Mahmud bin Umar Az Zamakhsyari.

Sedangkan, beberapa kitab tafsir dari kalangan Syiah adalah Tafsir Al Askari karya Hasan bin Ali Al Hadi, Majma' al-Bayan li Ulum Alquran karya Fadl bin Hasan at-Tubrusi, dan Asy Syafi fi Tafsir Alquran karya Muhammad bin Syah Murtada Al Kasyi.

 

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement