REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) merencanakan menggelar aksi demonstrasi tolak omnibus law cipta kerja di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, hari ini Rabu (4/3). Koordinator Pusat BEM SI Remy Hastian mengatakan digelarnya aksi tersebut lantaran RUU tersebut memunculkan keresahan di tengah masyarakat.
"Sebenarnya latar belakang kita aksi adalah melihat keadaan permasalahan omnibus law ini. Dari setiap wilayah juga menyampaikan keresahan permasalahan ini ke tiap-tiap kampus, tiap-tiap koalisi masyarakat sipil, buruh," kata Remy kepada Republika.co.id, Selasa (3/3).
Menurutnya aksi tersebut diharapkan bisa menjadi pemantik sekaligus dukungan moril kepada koalisi masyarakat sipil, buruh, untuk sama-sama bergerak menolak RUU Omnibus Law yang menurut mereka dianggap tidak pro rakyat. Nantinya diharapkan akan ada aksi penolakan lanjutan yang lebih besar lagi.
"Tujuan kita untuk memantik aksi yang lebih besar lagi, aksi yang nantinya goals kita aksi nasional yang itu juga bergabung dengan koalisi masyarakat yang lebih luas lagi," ujarnya.
Remy menambahkan, aksi tersebut diinisiasi oleh BEM SI wilayah se-Jabodetabek Banten. Namun ia belum mengungkapkan berapa jumlah massa dari dari kampus mana saja yang akan turun ke jalan.
Sementara itu Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menanggapi rencana mahasiswa lakukan aksi penolakan omnibus law. Dasco menilai hal tersebut merupakan bagian dari bentuk menyatakan pendapat yang dijamin konstitusi.
"DPR mengimbau, pertama memang DPR besok masih reses sehingga komisi-komisi terkait itu tidak ada di DPR," tutunya.
Selain itu, politikus Partai Gerindra tersebut juga berpesan agar mahasiswa melakukan aksinya dengan tertib. Tidak hanya itu, Dasco berharap mahasiswa datang ke DPR membawa konsep dan solusi.
"Jadi bukan cuma protes jadi kami tunggu solusinya," ucapnya.