REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran membebaskan lebih dari 54 ribu tahanan untuk sementara waktu dalam upaya memerangi penyebaran penyakit akibat infeksi virus corona tipe baru, Covid-19, dari penjara yang penuh sesak. Juru bicara kehakiman Gholamhossein Esmaili mengatakan bahwa para tahanan diberikan cuti setelah hasil uji laboratorium membuktikan mereka negatif corona.
Mereka yang dibebaskan sementara juga diminta memberikan jaminan. Sementara itu, tahanan yang dijatuhi hukuman lebih dari lima tahun tidak akan dibebaskan.
Menurut anggota parlemen Inggris, Tulip Siddiq, pekerja amal Inggris-Iran yang dipenjara, Nazanin Zaghari-Ratcliffe, mungkin akan segera dibebaskan. Tulip Siddiq, mengutip duta besar Iran untuk Inggris, mengatakan bahwa Nazanin mungkin dibebaskan dengan cuti hari ini atau besok, dilansir BBC, Selasa (3/3).
Suami Nazanin, Esmaili, mengatakan pada hari Sabtu (28/2) bahwa dia meyakini Nazanin telah terinfeksi Covid-19 di penjara Evin Teheran dan pihak berwenang menolak untuk melakukan tes padanya. Namun, Esmaili bersikeras pada hari Senin (2/3) bahwa Nazanin menghubungi keluarganya dan memberi tahu mereka tentang kesehatannya yang baik.
Nazanin Zaghari-Ratcliffe dipenjara selama lima tahun pada tahun 2016 setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan spionase yang telah dibantahnya. Inggris juga menegaskan Nazanin tidak bersalah.
"Kami menyerukan Pemerintah Iran untuk segera mengizinkan para profesional kesehatan ke penjara Evin untuk menilai situasi dua warga negara Inggris-Iran di sana," kata Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris.
Ada lebih dari 90 ribu kasus Covid-19 yang dilaporkan di seluruh dunia dan 3.110 kematian sejak penyakit ini muncul akhir tahun lalu, sebagian besar di China. Sementara itu, di Iran wabah ini telah menewaskan sedikitnya 77 orang dalam waktu kurang dari dua pekan.