Rabu 04 Mar 2020 09:58 WIB

Mengutamakan Masker Bagi Mereka yang Sakit

Mencuci tangan yang benar bisa lebih membantu daripada menumpuk masker.

Red: Indira Rezkisari
Pengumuman stok masker kosong terpasang di salah satu kios di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pengumuman stok masker kosong terpasang di salah satu kios di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,  oleh Arif Satrio Nugroho, Antara

Kenaikan harga masker sudah terjadi sejak bulan Februari saat China mengumumkan kenaikan penderita corona. Saat Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua warga negara Indonesia di Tanah Air yang juga positif, harga masker bahkan terus melambung.

Baca Juga

Padahal ahli medis, pakar, menteri dan gubernur sudah menegaskan penggunaan masker hanya disarankan bagi mereka yang sakit. Saat Gunung Merapi meletus kemarin, banyak warga terdampak hujan abu justru tidak bisa melindungi dirinya karena stok masker yang habis di mana-mana.

Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Syahrizal Syarif mengatakan, penggunakan masker lebih diutamakan untuk orang-orang yang sedang sakit. Misalnya mereka yang tengah batuk, flu, maupun demam.

Syahrizal menyoroti peningkatan intensitas penggunaan masker masyarakat Indonesia semenjak dua warga Depok dinyatakan positif Corona. Ia menilai, masker harus digunakan dalam waktu yang tepat dan tidak perlu dilakukan berlebihan.

"Saya sampaikan, pada dasarnya masker kalau yang utama untuk orang yang sakit. Kalau untuk orang yang sehat dalam situasi Indonesia saat ini bisa saya nyatakan kita belum perlu lah menggunakan masker," ujar dia di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/3).

Ia pun menilai, tindakan masyarakat yang panik kemudian memborong masker adalah tindakan yang tidak tepat. Mereka yang menyetok masker lalu menyimpan dalam jumlah tinggi untuk dijual mahal pun memiliki kesalahan yang besar.

Syahrizal mengimbau masyarakat untuk tidak perlu berlebihan dalam menggunakan masker. "Kalaupun di KRL, saya kira sudahlah, tidak perlu berlebihan. Kecuali kita berada dalam kondisi batuk pilek, karena tidak nyaman dalam situasi sekarang mendengar orang batuk tidak memakai masker misalnya," ujar dia.

Ketua IAKMI Ede Surya Dharmawan mengatakan, masker tidak perlu terus-terusan dipakai. Namun, masker tetap diperlukan bila seseorang mengalami batuk, flu, dan penyakit menular lainnya. Selain masker, masyarakat juga diimbau tetap melakukan serangkaian tindakan untuk meminimalisir penyebaran corona.

Masyarakat harus mengonsumsi makanan bergizi, memperbanyak sayur dan buah, rajin olahraga yang cukup, menggunakan masker ketika batuk dan pilek, dan segera menghubungi dokter bila demam, batuk, sesak napas, dan flu.

"Jangan belanja barang berlebihan. Tidak perlu memakai masker setiap saat bila tubuh sehat. Situasi kasus saat ini, sangat berlebihan kalau orang-orang memakai masker ke mana mana. Waspada harus, panik jangan," ujar Ede.

Ketimbang pusing memburu masker yang harganya selangit, publik lebih dianjurkan untuk rajin mencuci tangan. "Masker untuk menghindari kontak langsung, cuci tangan untuk menghindari penularan secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi," kata Syahrizal.

Syahrizal mengatakan cuci tangan cukup efektif mencegah kontak tidak langsung dengan virus. Cuci tangan harus menggunakan sabun, tidak masalah menggunakan sabun cair, sabun cuci tangan, maupun sabun batang.

"Bisa juga dengan 'hand sanitizer' atau alkohol. Untuk alkohol, lebih baik menggunakan yang berkadar 75 persen," katanya.

Dokter spesialis paru di Jakarta dr Andika Chandra Putra, Sp.P menyebutkan cara pencegahan sederhana terhadap penyebaran virus corona seperti mencuci tangan dan menjaga kondisi tubuh dengan konsumsi makanan sehat. "Pada prinsipnya kalau yang namanya virus itu self limiting disease artinya tubuh kita bisa memberikan kemampuan untuk melawan dan tergantung kepada daya tahan tubuh, untuk menjaga daya tahan tubuh itu yang paling penting," kata dia ketika dihubungi di Jakarta.

Menjaga daya tahan tubuh, kata dia, bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan berolahraga selain perlu juga memiliki jam tidur yang cukup dan menghindari hal-hal yang bisa menurunkan ketahanan tubuh.

Selain itu, kata dokter spesialis paru Rumah Sakit St. Carolus Jakarta itu, penggunaan masker di tempat keramaian juga bisa dilakukan untuk menjaga dari orang-orang yang menderita penyakit lain seperti flu dan batuk. "Tentu kita selain mendapatkan nutrisi yang baik, tidur yang cukup, tentu hal-hal lain yang dapat menurunkan daya tahan tubuh seperti merokok atau minum-minum alkohol seperti itu harus kita hindari," tegas Ketua Bidang Ilmiah dan Penelitian Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu.

Akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. dr. Dwi Utami Anjarwati, M.Kes kembali mengingatkan pentingnya cuci tangan dengan cara yang benar guna mencegah berbagai penyakit termasuk Covid-19. "Cuci tangan dengan cara yang baik sangat diperlukan," katanya.

Pengajar di Departemen Mikrobiologi Kedokteran dan Prodi Ilmu Biomedis Fakultas Kedokteran Unsoed mengingatkan bahwa cara mencuci tangan yang baik meliputi telapak, punggung, sela-sela jari, mengunci, putar ibu jari, dan putar ujung jari di telapak tangan. Dia menjelaskan menurut rekomendasi dari WHO cara cuci tangan yang baik dimulai dari meratakan sabun di kedua telapak tangan, lalu menggosok punggung dan sela–sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.

Setelah itu menggosok dengan kedua telapak dan sela-sela jari lalu jari-jari dari kedua tangan saling mengunci. Lalu gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.

"Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya," katanya.

Kendati demikian dia mengingatkan bahwa aktivitas cuci tangan tidak perlu dilakukan secara berlebihan. "Menggunakan rumus kelaziman saja tidak perlu setiap menit cuci tangan, atau cukup dengan penekanan pada waktu-waktu yang diperlukan seperti setelah bersin, setelah batuk, setelah kontak dengan orang banyak serta pada kondisi lain yang dirasa perlu untuk segera melakukan cuci tangan," katanya.

Dia juga kembali mengingatkan pentingnya membangun kesadaran cuci tangan sejak dini dalam keluarga.

"Seluruh anggota keluarga memiliki peran untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya cuci tangan. Untuk itu ibu bisa membantu mengingatkan keluarganya untuk menerapkan pola hidup sehat termasuk menerapkan kebiasaan cuci tangan yang baik dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Masyarakat juga perlu waspada, namun jangan panik berlebihan dengan adanya temuan dua kasus positif Covid-19 di Indonesia. "Warga perlu waspada, namun jangan panik berlebihan, yang terpenting adalah tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat termasuk dengan melakukan cuci tangan dengan cara yang baik dan benar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement