REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam pernah mencatat sejarah kejayaannya, yang dimulai dari masa setelah Nabi hijrah ke Madinah, masa Khulafaurrasyidin, dan masa kekhalifahan dinasti. Kekhalifahan Islam berakhir seiring runtuhnya khilafah Utsmaniyah atau dikenal dengan Kesultanan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924.
Setelah berakhirnya periode kekhalifahan yang ditandai meninggalnya khalifah ke-4 Ali Bin Abi Thalib (661 M), kepemimpinan Islam selanjutnya adalah kekhalifahan dinasti (pewarisan kekuasaan). Kurang lebih ada 1.263 tahun umat Islam menjalani kekhalifahan setelah Khulafaurrasyidin. Dimulai dari kekhalifahan Umayyah (661-750 M), kekhalifahan Abbasiyah (750-1258 M), dan kekhalifahan Fatimiyah (909-1171), hingga kekhalifahan Utsmani.
Kekhalifahan Utsmani atau dikenal Ottoman dalam ejaan Barat, merupakan kekhalifahan Islam terbesar yang bukan dari bangsa Arab. Seperti dikutip dari buku berjudul History of the Arabs karya Philip Khuri Hitti, disebutkan kekhalifahan Dinasti Utsmani di Konstantinopel ini berjaya antara 1517-1924 M.
Dalam sejarahnya, orang-orang Utsmani berasal dari keturunan kabilah Turkmenistan. Namun serangan orang-orang Mongol di bawah Jenghis Khan ke Irak dan wilayah timur Asia Kecil, membuat Sulaiman (kakek Otsman I) hijrah dari Kurdistan ke Anatolia pada 617 H (1220 M). Mereka kemudian berdomisili di Kota Athlath di sebelah timur Turki.
Putra Sulaiman, Erthughrul, kemudian menggantikan posisinya sebagai pemimpin kabilah dan bergerak terus ke barat laut Anatolia. Saat melihat pertempuran sengit antara kaum Muslimin Saljuk dan orang-orang Kristen Romawi, kabilah di bawah Ertughrul ini bergabung dengan kaum Muslimin.