Rabu 04 Mar 2020 15:49 WIB

KAI Reaktivasi Stasiun Kereta Pulau Air Padang

Pengaktifan Stasiun Pulau Air akan resmi dimulai pada 12 Maret 2020

Pekerja melanjutkan pembangunan rel kereta api dan peron di kawasan Stasiun Pulau Air, Padang, Sumatera Barat, Ahad (29/9/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pekerja melanjutkan pembangunan rel kereta api dan peron di kawasan Stasiun Pulau Air, Padang, Sumatera Barat, Ahad (29/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG  - PT Kereta Api Indonesia wilayah Sumatera Barat kembali mengaktifkan (reaktivasi) Stasiun kereta Pulau Air Padang yang merupakan salah satu cagar budaya berada di Kawasan Kota Tua Padang Kecamatan Padang Selatan.

"Pengaktifan Stasiun Pulau Air akan resmi dimulai pada 12 Maret 2020 dengan melayani penumpang kereta menuju Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman," kata Kepala Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Sumatera bagian barat Suranto, Rabu (4/3).

Menurut dia, terakhir kali Stasiun Pulau Air beroperasi pada 1977 atau 43 tahun lalu. Setelah dilakukan reaktivasi jalur kereta dari Stasiun Pulau Air ke Stasiun Padang di Simpang Haru, stasiun tersebut akan kembali digunakan.

Ia menyampaikan Stasiun Pulau Air lokasinya juga berada dekat dengan kawasan Muara Padang sehingga bagi penumpang yang hendak ke Mentawai bisa naik kereta dari bandara. Tidak hanya itu selain mengaktifkan kembali Stasiun Pulau Air pihaknya juga membangun Stasiun Tarandam di Padang Timur.

"Ke depan kami juga sedang menjajaki pengaktifan kembali jalur kereta api dari Teluk Bayur menuju Pauh Lima," katanya.

Ia menyebutkan ada delapan perlintasan sebidang yang dilewati pada rute Stasiun Pulai Air menuju Stasiun Padang yaitu di Jalan Sawahan, Jalan Dr Wahidin, Jalan Proklamasi, Jalan Akses Warga di Tarandam, Jalan Husni Tamrin, Jalan Belakang Pondok dan Jalan Pulau Air. Mengantisipasi kecelakaan pihaknya telah memasang plang dan membangun pos serta menempatkan petugas.

Sebelumnya Wali Kota Padang Mahyeldi menyambut baik rencana diaktifkannya kembali jalur kereta api Pulau Air menuju Stasiun Padang di Simpang Haru yang berada di pusat Kota Padang. Menurutnya dengan aktifnya jalur tersebut akan mengurai kepadatan lalu lintas dan kemacetan di Kota Padang.

"Di samping memberikan pelayan transportasi bagi masyarakat, juga akan mendukung sektor pariwisata di Kota Padang," ujar dia .

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement