Rabu 04 Mar 2020 16:07 WIB

Polda Sumbar Sidak Penjualan Masker

Sidak penjualan masker merupakan instruksi Presiden Republik Indonesia kepada Polri lalu ke seluruh Polda.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah personel Ditreskrimsus Polda Sumbar, mengecek stok masker yang ada di sebuah apotek, di Padang, Sumatera Barat, Rabu (4/3/2020).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah personel Ditreskrimsus Polda Sumbar, mengecek stok masker yang ada di sebuah apotek, di Padang, Sumatera Barat, Rabu (4/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabid Humas Polda Sumatra Barat Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan sidak penjualan masker di seluruh daerah di Sumatra Barat selama dua hari terakhir. Satake menyebut sidak ini merupakan instruksi dari Presiden Republika Indonesia kepada Polri yang kemudian diteruskan kepada Polda di seluruh provinsi termasuk Sumbar.

"Memang sudah ada instruksi dari Presiden ke Polri dan ke Polda. Kami akan mengecek ke toko-toko dan juga distributor," kata Satake di Markas Polda Sumbar di Padang, Rabu (4/3).

Baca Juga

Satake menyebut sidak dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar. Sejak kemarin, Selasa (3/3) hingga hari ini menurut Satake pihaknya belum menemukan adanya aktivitas penimbunan masker. Tapi memang kepolisian mendapati adanya kenaikan harga masker dibandingkan hari-hari biasa sebelum isu virus corona ini menjadi perhatian dunia.

"Hasil temuan di lapangan memang ada beberapa apotik yang menjual harga agak lebih tinggi dari biasanya. Pihak kepolisian sudah meminta penjual agar tidak menjual masker dengan harga berlebihan," ucap Satake.

Satake menambahkan hasil pemeriksaan ke distributor di Sumbar, memang saat ini pengiriman masker sudah tidak ada lagi ke Sumbar karena stok di pabrik di Jakarta dan Pulau Jawa lainnya sudah kosong. Satake mengingatkan distributor dan penjual agar tidak melakukan penimbunan stok atau menjual dengan harga tidak wajar karena bisa ditindak oleh kepolisian.

Siang ini, anggota Polda Sumbar dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Diskrimsus) melakukan sidak ke sejumlah apotik di sekitar Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang. Pantauan Republika.co.id, ada sekitar lima apotik yang didatangi polisi. Yakni Apotek B Bantuan Baru, Apotek Barokah Farma, Apotek Artha Medica, Apotek Kimia Farma dan Apotek Arnez de Lourdez.

Doni, pemilik Apotek Artha Medica mengatakan sudah sebulan terakhir kesulitan mendatangkan pasokan masker. Tepatnya sejak isu corona ini menyebar. Sebulan terakhir pihaknya banyak kedatangan pembeli masker. Hari ini, di tempatnya kata Doni hanya tersisa sekitar dua kotak masker saja dan hanya bisa menjual eceran. Doni hanya mau menjual maksimal lima pieces kepada konsumen supaya bisa mengakomodir lebih banyak pembeli. Doni menjual masker satu pieces seharga Rp 3.000.

Doni mengatakan ada banyak masyarakat yang ingin membeli maasker dalam jumlah banyak. Tapi pihaknya tak dapat melayani karena memang stok masker yang sudah kosong.

Doni mendengar saat virus corona ini belum masuk ke Indonesia, beberapa pasokan masker untuk Sumbar ini dijual ke Batam karena masyarakat dari Batam berani membeli dengan harga tinggi. "Ketika permintaan di sini (Padang, Red) belum naik seperti sekarang, banyak itu yang jual ke Batam. Karena wajar kan karena di sana harganya lebih tinggi. Sekarang sudah kayak sekarang, stok masker sudah habis, susah kan," ujar Doni.

Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma Tan Malaka Rez Alhadi mengatakan di tempatnya juga sudah terjadi kelangkaan masker sejak bulan lalu. Terakhir kali Kimia Farma Tan Malaka mendatangkan stok masker di awal Februari lalu. Pihaknya sudah berupaya mencoba menambah pasokan dari pusat. Tapi sampai sekarang belum mendapatkan kiriman stok masker tambahan.

"Sejak awal Februari itu sudah kosong. Ini ada beberapa kotak cuma buat kami bagikan ke karyawan," ucap Reza.

Reza menyebut pihaknya tidak pernah menjual masker dengan harga tinggi karena semua barang yang dijual di Kimia Farma dengan harga yang sudah tersistem.

Setiap pembeli menurut Reza berhak mendapatkan struk pembelian yang mencantumkan setiap harga termasuk masker.

Ketika stok masker di tempatnya masih ada, Kimia Farma menjual masker satu pieces senilai Rp 2.000.

Di Apotek B Bantuan Baru, Apotek Barokah Farma, dan Apotek Artha Medica beberapa hari terakhir telah mencantumkan tulisan stok masker sedang kosong di depan toko mereka masing-masing. Tulisan tersebut mereka pasang supaya tidak terus menerus menjelaskan atau menjawab pertanyaan konsumen untuk masker.

Doni menyebut selain masker, efek virus corona juga berdampak kepada peningkatan kebutuhan hand sanitizer. Biasanya ;hand sanitizer menurut Doni rutin dibeli oleh pihak rumah sakit. Di mana barang yang dijual adalah hand sanitizer ukuran besar.

"Yang besar-besar ini kan biasanya yang beli orang rumah sakit. Sekarang masyarakat umum pun banyak yang beli. Biasanya yang dibeli masyarakat umum yang ukuran-ukuran kecil saja, itupun langka sekarang," kata Doni menambahkan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement