Rabu 04 Mar 2020 16:16 WIB

Klarifikasi RSUD Kota Bandung Soal Kepanikan Akibat Corona

Pasien sebelumnya disebut gejala suspect Corona ternyata hanya demam biasa.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Teguh Firmansyah
Jajaran manajemen RSUD Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Selasa (4/3)
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Jajaran manajemen RSUD Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Selasa (4/3)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus virus Corona membuat masyarakat khawatir. Di RSUD Kota Bandung, salah persepsi muncul karena kekhawatiran yang berlebihan.

Humas RSUD Kota Bandung, Chaerudin Latupono mengakui ada pasien yang datang ke IGD RSUD Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Selasa (3/3) malam. Namun ternyata hal tersebut membuat pasien di IGD dan rumah sakit panik.

 

"Kita mengakui ada pasien dengan gejala suspect Corona padahal belum tentu, seperti demam, batuk dan flu. Dia juga baru pulang  dari umroh," kata Chaerudin di RSUD Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Rabu (4/3). 

 

Pasien memiliki jenis kelamin perempuan dan berumur 52 tahun. Pihak rumah sakit pun melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan pasien, termasuk tes darah. 

 

"Nyatanya kan hasil pemeriksaan laboratorium tidak ada infeksi disitu, aman, sehingga kita koordinasi dengan dinkes untuk pengawasan lebih lanjut," kata Chaerudin.

 

Rumah sakit juga memberikan edukasi pada pasien dan keluarganya. Sehingga setelah 14 hari dilakukan pemantauan di rumah, dengan catatan tidak keluar rumah dan ada laporan mengenai perkembangannya.

 

Chaerudin mengakui ada kepanikan ketika pemindahan pasien tersebut. Sehingga munculah kabar bohong atau hoaks bahwa IGD dan rumah sakit ditutup.

 

"Kita tekankan IGD bahkan RS tidak ditutup. Karena ketika ada urgent/tentu semua masuk ke IGD, ketika ada kata corona, terjadilah kepanikan," kata Chaerudin.

 

Salah satu dokter RSUD, dokter Junita mengakui kedatangan pasien dengan gejala Corona bukan pertama terjadi. Sejak Januari lalu, RSUD menangani empat pasien dengan keluhan serupa meski hasilnya negatif. Sebelumnya, ada anak yang baru pulang dari Jepang dan mengalami gejala batuk, pilek dan demam. 

 

"Memang kan harus waspada, tapi bukan panik. Karena dari awal sudah tahu, kita sudah siapkan. Sehingga kita berharap tidak ada lagi kasus kepanikan serupa," kata Junita. 

 

Junita menyebut setelah 14 hari pemantauan tidak terjadi penurunan, maka pasien tersebut bersih dari virus Corona. Namun jika sebaliknya terjadi, maka rumah sakit akan melakukan rujukan dengan rumah sakit yang ditunjuk. 

 

Junita menyebut RSUD sudah menyiapkan tim guna menangani kasus virus Corona. Yang terdiri ata jajaran manajemen, dokter dan pihak Dinas Kesehatan. 

 

"Jadi kita memang sudah siap jika terjadi kasus tersebut. Karena sudah ada juga fasilitas di RSUD sebelum akhirnya pasien dirujuk nantinya," kata Junita.

 

RSUD menyiapkan ruangan khusus untuk suspek corona dengan fasilitas yang lengkap. Sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika ada pasien dengan suspek corona.

 

 

Baca Juga

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement