REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk mempermudah aktivitas ekspor dan impor. Seperti diketahui, menyebarnya virus corona di berbagai negara, berpengaruh terhadap kinerja perdagangan secara global.
"Jadi begini, sekarang situasi banyak (dipengaruhi) oleh virus corona, tidak seperti biasa. Maka kemudahan impor ini diberikan, sasaran Pak Presiden untuk tingkatkan ekspor dan bahan baku, ini kita mudahkan semua," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (4/3).
Ia menegaskan, semua aturan yang menyulitkan pelaku usaha untuk lakukan ekspor akan dihilangkan. "Impor juga, apakah ada hal yang tidak perlu, kita pangkas semua," tegasnya.
Hanya saja, lanjutnya, kebijakan tersebut masih dalam pembahasan. Setidaknya, untuk komoditas gula dan bawang putih sudah dipastikan impor.
"Hal-hal lain yang kita evaluasi melakukan ini. Kalau substitusi impor itu kita seleksi, kalau barang tidak ada ya kita substitusi impor," kata Agus.
Kebijakan yang memudahkan ekspor dan impor ini dikhawatirkan semakin memperlebar Current Account Deficit (CAD). Maka Mendag menuturkan, bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, akan dilalukan evaluasi.
"Beberapa hari ke depan kita harus simplify dengan regulasi tadi. Sekali lagi, ekspor impor ini mana yang mempersulit, kita mudahkan. Tujuannya mempercepat akselerasi peningkatan ekspor, kita harus lihat mana yang harus disederhanakan," ujar Agus.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pemerintah akan mengeluarkan stimulus fiskal untuk mengantisipasi dampak krisis ekonomi global. Salah satu bentuk kebijakannya adalah mempermudah impor bahan baku dan menyederhanakan dokumen-dokumen ekspor kepada para pelaku usaha.
"Jadi kita sedang mempersiapkan stimulus kedua, itu yang terdiri dari ekspor dan impor, terutama kemudahan perizinan, ditambah juga kemudahan ekspor, integrasi dari sistem perdagangan, perhubungan dan bea cukai agar dokumentasi ekspor itu lebih standar (sederhana)," kata dia dalam sambutannya di Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/3).
Hanya saja paket ini harus terlebih dahulu dikaji. Sebab, pemerintah tidak ingin stimulus yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian malah menjadi bumerang.
Paket ini pun telah dilaporkan kepada Jokowi dan dalam tahap finalisasi. Nantinya akan ada 8 paket di dalam kebijakan stimulus tersebut.
"Sedang dikaji, ini paket sedang dipersiapkan stimulus kedua. Paket ini sudah dilaporkan ke presiden dan akan difinalisasi, kami siapkan ada 8 paket kebijakan, yang 4 terkait prosedur, 4 terkait fiskal dan kami akan komunikasikan dengan Menteri Keuangan (Sri Mulyani)," tutur dia.
Terkait anggarannya, Airlangga menyebutkan bahwa estimasi dana yang akan keluar di atas Rp 10 triliun, yakni lebih besar jika dibandingkan dengan stimulus pariwisata yaitu Rp 10,3 triliun.
"Targetnya demikian (di atas Rp 10 triliun), lebih dari yang pertama, jadi kita akan membuat paket yang mempunyai dampak terhadap kebijakan fiskal tersebut," tutup dia.