Rabu 04 Mar 2020 17:07 WIB

Turki Pandang Krisis Idlib Suriah Sebagai Masalah Nasional

Turki tidak akan menarik pasukan dari Suriah sebelum misi selesai.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Suriah
Foto: Wikipedia
Bendera Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki memandang krisis di Idlib, Suriah, sebagai masalah nasional. Ankara tidak akan menarik pasukannya dari sana sebelum misinya rampung.

"Saya percaya ini menjadi masalah nasional. Ini adalah masalah keamanan dan pertahanan," kata Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar seusai menghadiri sesi parlemen tertutup tentang situasi di Suriah pada Selasa (3/3), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Akar tak menjabarkan tentang apa saja yang dibaahas dalam sesi parlemen tertutup. "Kami berbicara tentang apa yang terjadi di lapangan dan menjawab pertanyaan. Saya yakin itu bermanfaat," ujarnya.

Pada Ahad (1/3) lalu, Turki melancarkan Operation Spring Shield. Operasi itu dilakukan setelah 34 tentaranya terbunuh oleh serangan pasukan Pemerintah Suriah di Idlib. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik pasukannya dari Suriah.

Saat melakukan pembicaraan via telepon pada Sabtu (29/2), Erdogan meminta Putin berdiri di samping dan membiarkan Turki melakukan apa yang perlu dengan Pemerintah Suriah. Erdogan menyebut pasukan Turki tak berniat meninggalkan Suriah saat ini.

“Kami tidak datang ke sana karena kami diundang (Presiden Suriah Bashar al-Assad). Kami pergi ke sana karena kami diundang oleh rakyat Suriah. Kami tidak akan pergi sebelum rakyat Suriah ‘oke, ini telah dilakukan’,” ujar Erdogan.

Rusia selaku sekutu Suriah telah terlibat pertikaian dengan Turki dalam konflik di Idlib. Kedua belah pihak saling tuding melanggar kesepakatan gencatan senjata di zona deeskalasi tersebut. Pada 2018, Rusia dan Turki menyepakati Idlib sebagai zona deeskalasi.

Pasukan Suriah dan sekutunya Rusia mengintensifkan serangan ke Idlib sejak Desember tahun lalu. Mereka berusaha merebut kembali wilayah itu dari kelompok oposisi bersenjata. Idlib diketahui merupakan satu-satunya wilayah yang masih dikuasai kelompok oposisi bersenjata Suriah.

Pertempuran di Idlib, tak hanya melibatkan pasukan pemerintah dan oposisi, tapi juga Turki. Ankara diketahui mendukung beberapa faksi oposisi yang berkeinginan menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Erdogan telah memperingatkan, jika pos-pos pengamatan militer negaranya di Idlib diserang, Turki akan membidik pasukan Suriah di mana pun mereka berada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement