Rabu 04 Mar 2020 17:17 WIB

Wapres: Wabah Corona Bisa Dimanfaatkan Produksi Obat Lokal

Bahan baku impor obat-obatan dari China menjadi terbatas.

Red: Nur Aini
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan penyebaran Covid-19, yang berdampak pada ketersediaan obat-obatan karena keterbatasan bahan baku impor dari China, dapat dimanfaatkan untuk memproduksi obat dan vitamin dengan bahan baku dari dalam negeri.

"Kita bisa mengembangkan produk dalam negeri sendiri untuk menyediakan bahan baku obat-obatan itu. Nah, ini juga ada hikmahnya, kemudian kita jadi harus bersiap untuk menyiapkan bahan baku obat-obatan dan vitamin-vitamin itu," kata Ma'ruf Amin di Kantor Wapres Jakarta, Rabu (4/3).

Baca Juga

Sebagian besar bahan baku untuk obat-obatan dan vitamin yang diproduksi di Indonesia diimpor dari China. Akibat dari penyebaran virus corona, yang bersumber di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, produksi bahan baku farmasi di Negeri Tirai Bambu itu mengalami penghentian sementara.

Untuk menjaga produksi obat-obatan dan vitamin di dalam negeri berjalan lancar, Pemerintah membuka impor bahan baku produk farmasi dari negara lain, ujar Wapres.

"Ya Pemerintah sedang mengusahakan impor (bahan baku obat) dari negara lain selain China, memperbesar impor dari negara lain," tutur Ma'ruf.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga mendorong perusahaan farmasi di Indonesia untuk memproduksi obat-obatan dan vitamin dari bahan baku yang ada di dalam negeri atau dikenal dengan obat modern asli Indonesia (OMAI).

Dokter militer spesialis radiologi itu mengatakan OMAI memiliki efek samping yang kecil, sekaligus dapat menekan harga obat-obatan menjadi lebih terjangkau.

"OMAI ini manfaatnya sangat besar dan sangat baik, sedangkan efek sampingnya sangat kecil bahkan hampir dianggap tidak ada. Jadi, menurut saya, ini potensi pasar yang luar biasa," kata Terawan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement