REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasien virus corona baru atau Covid-19 berusia 63 tahun dilaporkan meninggal dunia, Rabu (4/3). Kematian itu terjadi di Sulaimaniyah, wilayah semi otonomi Kurdi.
Ini adalah kematian virus corona pertama di Irak. Pihak berwenang Irak utara mengatakan, pria itu didiagnosis setelah kesehatannya memburuk.
Kementerian Kesehatan Irak juga mengonfirmasi 32 kasus infeksi corona baru. Pekan lalu, Baghdad sempat menutup sekolah dan universitas selama 10 hari. Irak juga melarang perjalanan ke negara-negara yang dilanda virus sebagai bagian dari perjuangan melawan penyakit itu.
Secara global jumlah kematian corona baru melampaui 3.000 jiwa dengan total infeksi di seluruh dunia lebih dari 90 ribu, dan 40 ribu orang lebih sembuh. Sementara itu, Polandia, Maroko, Andorra, Armenia dan Argentina telah mengkonfirmasi kasus virus pertama mereka dalam 24 jam terakhir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang sudah menyatakan wabah sebagai darurat kesehatan internasional, memperbarui tingkat risiko global menjadi sangat tinggi.
Sementara di Timur Tengah lain yang berdampak paling parah adalah Iran. Kementerian kesehatannya mengatakan, virus corona menewaskan 92 orang. Angka ini naik dari sebelumnya 77, sementara sebanyak 2.922 kasus di konfirmasi di seluruh negeri.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour mengumumkan angka-angka baru pada konferensi pers di ibukota, Teheran. Iran berdiri sendiri dalam menangani penyebaran virus corona.
sumber:
https://www.aa.com.tr/en/latest-on-coronavirus-outbreak/iraq-reports-first-death-from-coronavirus/1754215