Rabu 04 Mar 2020 19:55 WIB

Harga Bawang Bombai Meroket Rp 90.000 per Kilogram

Meroketnya harga bawang bombai diduga akibat minimnya stok di tingkat agen dan distributor.

Meroketnya harga bawang bombai diduga akibat minimnya stok di tingkat agen dan distributor (Foto: bawang bombai)
Foto: Piqsels
Meroketnya harga bawang bombai diduga akibat minimnya stok di tingkat agen dan distributor (Foto: bawang bombai)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Harga bawang bombai di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, meroket dari Rp 30.000 menjadi Rp 90.000 per kilogram. Meroketnya harga bawang bombai diduga akibat minimnya stok di tingkat agen dan distributor.

"Harga bawang bombai sudah merangkak naik sejak beberapa pekan terakhir. Hari ini harga dari distributor kembali naik, sehingga kami menjual Rp. 90.000 per kilogram," kata Dadeng (35), pedangang bawang di Pasar Induk Pasirhayam, Cianjur, pada wartawan, Rabu (4/3).

Baca Juga

Ia menjelaskan, kenaikan harga akibat minimnya stok bawang bombai di tingkat agen dan distributor di Pasar Caringin, Bandung. Hal tersebut sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir, tingginya harga bawang bombai membuat tingkat penjualan menurun karena sebagian besar pembeli membatalkan pesanan.

"Sebagian besar pelanggan yang mengelola catering, membatalkan pesanan hingga puluhan kilogram. Satu hari paling banyak menjual 4 kilogram bawang bombai," katanya.

Sementara angka penjualan bawang putih tambah dia, berangsur normal seiring harganya yang mulai turun dari Rp 80.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram.

"Sudah hampir satu pekan harga bawang putih berangsur normal, tingkat penjualan kembali meningkat," kata Dadeng.

Sementara, tingginya harga bawang bombai membuat penyedia jasa catering di Cianjur, membatalkan pemesanan ke sejumlah pedagang. Pengusaha katering terpaksa mengganti menu pesanan yang banyak menggunakan bawang tersebut dengan menu lain, untuk menghindari kerugian.

"Kami memiliki beberapa menu andalan yang bahan utamanya menggunakan bawang bombai. Sejak bawang tersebut mahal, kami terpaksa mengganti menu pada pemesan guna menutupi kerugian. Kalaupun ada yang tetap memesan harga menu terpaksa di naikan," kata Rival (39) pemilik jasa catering di Kelurahan Pamoyanan.

Dia dan penyedia jasa catering serta ibu rumah tangga di Cianjur, berharap harga bawang bombai kembali normal. Meskipun kenaikan tidak berpengaruh besar karena kebutuhan sehari-hari tidak terlalu wajib menggunakan bawang bomai, seperti bawang putih dan bawang merah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement