Kamis 05 Mar 2020 02:20 WIB

Jelang 1 Tahun Masjid Christchurch, Keamanan Diperketat

Warga Selandia Baru akan mengikuti peringatan 1 tahun tragedi Masjid Christchurch

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
CHRISTCHURCH. Orang-orang berkumpul di Hagley Park untuk melaksanakan March for Love sebagai penghormatan pada korban terorisme di Christchurch, Selandia Baru, Sabtu (23/3) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Mark Baker
CHRISTCHURCH. Orang-orang berkumpul di Hagley Park untuk melaksanakan March for Love sebagai penghormatan pada korban terorisme di Christchurch, Selandia Baru, Sabtu (23/3) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH – Polisi Selandia Baru telah meningkatkan patroli di masjid Al Noor dan Linwood, di Christchurch menjelang peringatan satu tahun serangan penembakan yang menewaskan 51 orang. Peningkatan serangan ini dilakukan setelah muncul ancaman terhadap dua masjid tersebut belum lama ini.

Sebelumnya, sebuah gambar seorang pria yang mengenakan balaclava atau penutup wajah yang duduk di dalam mobil dan berada di luar masjid telah beredar di media sosial. 

Baca Juga

Dalam unggahan tersebut, pria itu menyertakan sebuah pesan ancaman serangan penembakan dilengkapi dengan emoji bergambar senjata. "Gambar ini telah menyebabkan kesulitan dan kecemasan bagi anggota komunitas kami," ujar Komandan Distrik Canterbury, John Price dalam sebuah pernyataan.

Price mengatakan polisi telah menggeledah sebuah properti di Christchurch. Polisi juga telah berbicara dengan seorang pria berusia 19 tahun sehubungan dengan ancaman yang dilaporkan terhadap masjid tersebut.

Peringatan satu tahun mengenang serangan penembakan akan digelar pada 15 Maret di Christchurch. Sejumlah pemimpin senior pemerintah dan anggota masyarakat, termasuk Perdana Menteri Jacinda Ardern dijadwalkan hadir dalam peringatan tersebut. Menanggapi ancaman tersebut, Ardern mengaku kaget karena komunitas Muslim Selandia Baru masih menjadi sasaran kebencian.

"Saya berada di antara banyak warga Selandia Baru yang akan hancur melihat hal itu saat kita menuju peringatan satu tahun serangan teror paling mengerikan terhadap komunitas Muslim, mereka harus menjadi target ancaman semacam ini," ujar Ardern.

Tersangka penembakan masjid, Brenton Tarrant yang merupakan warga negara Australia, akan diadili pada 2 Juni. Dia menghadapi dakwaan terorisme, ditambah 51 tuduhan pembunuhan dan 40 percobaan pembunuhan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement