Kamis 05 Mar 2020 02:28 WIB

900 Nelayan Pantura Akhirnya Berangkat ke Perairan Natuna

Nelayan Pantura berangkat ke Perairan Natuna bantu jaga perbatasan.

 Nelayan Pantura berangkat ke Perairan Natuna bantu jaga perbatasan. Kapal ikan asing asal Vietnam diledakkan dan ditenggelamkan oleh TNI Angkatan Laut di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (5/12).
Nelayan Pantura berangkat ke Perairan Natuna bantu jaga perbatasan. Kapal ikan asing asal Vietnam diledakkan dan ditenggelamkan oleh TNI Angkatan Laut di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Sebanyak 900 nelayan dari pantai utara Jawa Tengah diberangkatkan menuju Perairan Natuna untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Wilayah tersebut.

"Pemberangkatan 900 nelayan dengan menumpang 30 kapal berukuran 100 GT ke atas dilakukan tadi siang dari PPP Tegalsari, Kota Tegal, menuju Natuna Utara," kata Ketua Aliansi Nelayan Indonesia Riyono saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Rabu (4/3).

Baca Juga

Dia menegaskan hal tersebut sebagai bentuk komitmen kalangan nelayan dalam membantu negara menjaga sekaligus mengamankan perairan Natuna dari pihak asing.

Selain itu, juga melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo pada 3 Januari 2020 melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD untuk menjaga wilayah perairan Natuna Utara dari praktik pencurian ikan oleh kapal nelayan asing.

Selama di perjalanan menuju perairan Natuna, ratusan nelayan tersebut mendapat pengamanan dari Bakamla sebagai "coast guard Indonesia".

"Misi selama 2,5 bulan ini misi Merah Putih, semoga menjadi sumbangsih nelayan Pantura kepada negara dengan penuh kesadaran tinggi agar sumber daya ikan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan nelayan Indonesia," ujarnya.

Sekjen Aliansi Nelayan Indonesia, Susanto, menambahkan perjalanan menuju perairan Natuna membutuhkan waktu kurang lebih 7-8 hari. "Kebutuhan BBM untuk kapal selama di perjalanan kurang lebih 50 ton," katanya.

Selain dari Aliansi Nelayan Indonesiai, ratusan nelayan yang berangkat ke perairan Natuna tersebut juga berasal dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Kontak Tani Nelayan Andalan, dan organisasi nelayan lokal.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement