Kamis 05 Mar 2020 08:37 WIB

Kandungan Gula Jadi Faktor Utama Masyarakat Memilih Makanan

Tak hanya gula, peneliti sebut kandungan garam dan lemak juga berpengaruh bagi tubuh

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Teliti kandungan gula dalam makanan kemasan. Pengganti gula biasanya ditandai dengan kata sirup.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Teliti kandungan gula dalam makanan kemasan. Pengganti gula biasanya ditandai dengan kata sirup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti telah menemukan bahwa kandungan gula adalah faktor paling penting bagi orang ketika membuat pilihan makanan sehat. Produk dengan gula tinggi umumnya lebih dihindari dibandingkan dengan lemak dan garam.

Sebuah tim dari Divisi Makanan, Nutrisi, dan Dietetika dari Universitas Nottingham melakukan survei berbasis pilihan dengan 858 peserta menggunakan sistem pelabelan lampu lalu lintas (TLL) untuk memilih makanan sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika memutuskan produk kesehatan, gula secara signifikan menjadi makronutrien paling penting bagi peserta penelitian. Peneliti PhD dan ahli gizi Ola Anabtawi, memimpin penelitian ini yang dipublikasikan dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics, dilansir di News Medical, Ahad (1/3).

Ketika menggunakan TLL, konsumen sering harus mengganti antara produk yang tidak diinginkan dan memutuskan mana yang akan digunakan untuk membimbing mereka dalam membuat pilihan.

"Kami ingin mengetahui apakah itu lemak, lemak jenuh, gula atau garam yang paling ingin mereka hindari dan melihat apakah pelabelan lampu lalu lintas memengaruhi keputusan ini," ujar Ola Anabtawi.

Pelabelan lampu lalu lintas diperkenalkan untuk membantu pemilihan pilihan yang lebih sehat dengan sistem pengkodean warna sederhana dalam merah, kuning, hijau.  Supermarket dan produsen makanan menggunakan ini pada kemasan untuk menyoroti informasi gizi.

Peserta dalam penelitian ini ditunjukkan tiga pilihan item makanan yang sama dengan kombinasi label nutrisi warna yang berbeda, ini diulang untuk tiga produk yaitu sandwich, sereal sarapan dan biskuit. Mereka diminta memilih produk mana yang menurut mereka paling sehat.

Makanan dengan kadar gula tinggi sejauh ini dianggap sebagai yang terburuk bagi kesehatan dengan peserta penelitian lebih menghindari produk-produk ini, dibandingkan dengan produk yang kelebihan lemak, lemak jenuh dan garam. Produk yang ditandai dengan label merah juga lebih banyak dihindari dan memiliki dampak yang lebih signifikan dalam membuat pilihan yang sehat daripada label hijau.

Meskipun kurangnya pengetahuan tentang rekomendasi yang mendasari kriteria TLL, keputusan peserta tentang kesehatan produk makanan secara signifikan dipengaruhi oleh informasi TLL tentang kandungan gula. TLL, oleh karena itu, tampaknya membimbing kepercayaan konsumen yang tidak memiliki pengetahuan mendalam.

Dominasi gula dalam pengambilan keputusan menunjukkan sistem pelabelan berdampak pada iklim kesehatan masyarakat saat ini. Namun, penting untuk mempertimbangkan efek dari mengabaikan nutrisi lain (yaitu lemak dan garam) untuk orang dengan kebutuhan nutrisi yang berbeda.

"Kami menyarankan untuk meningkatkan kesadaran akan semua nutrisi untuk membantu masyarakat mencapai diet yang seimbang," kata Ola. (Idealisa Masyrafina)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement