Kamis 05 Mar 2020 11:19 WIB

Ratusan Ribu Migran Idlib Tinggalkan Turki Menuju Eropa

Sebagian migran mencoba menuju Yunani melalui perjalanan laut yang tidak aman

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Christiyaningsih
Pengungsi dan imigran berdatangan ke Eropa lewat laut di Pulau Lesbos, Yunani.
Foto: Reuters
Pengungsi dan imigran berdatangan ke Eropa lewat laut di Pulau Lesbos, Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menyatakan puluhan ribu migran yang berasal dari Idlib Suriah, meninggalkan Turki. Mereka pergi melalui perbatasan Yunani setelah Turki mengumumkan tidak akan menghentikan mereka menuju Eropa. Jumlahnya bahkan sekarang mencapai lebih dari 100 ribu orang.

"Jumlah migran yang meninggalkan Turki yang menyeberang ke Yunani telah mencapai 135.844 orang pada pukul 21.00 waktu setempat," kata Suleyman Soylu dilansir Anadolu Agency, Kamis (5/3).

Baca Juga

Para migran tersebut menggunakan gerbang perbatasan Pazarkule Turki di provinsi Edirne barat laut. Sebagian lagi mencoba menuju Yunani melalui perjalanan laut yang tidak aman menggunakan perahu karet.

Pekan lalu, pejabat Turki mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mencoba menghentikan migran gelap untuk mencapai Eropa. Sejak itu, ribuan migran gelap telah berduyun-duyun ke Edirne untuk memasuki Eropa.

Keputusan Turki itu dibuat setelah 34 tentara Turki tewas oleh pasukan rezim di Idlib, Suriah barat laut akhir Februari. Tentara Turki berada di Idlib berdasarkan kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018 untuk melindungi warga sipil dari serangan rezim Assad dan sekutunya.

Idlib, tepat di seberang perbatasan selatan Turki, berada dalam zona de-eskalasi yang diatur dalam kesepakatan 2018. Tetapi rezim Suriah dan sekutu-sekutunya secara konsisten telah melanggar ketentuan-ketentuan perjanjian, meluncurkan serangan sering di dalam wilayah, di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Turki yang telah menampung sekitar 3,7 juta migran Suriah, lebih dari negara mana pun di dunia, mengatakan negara itu tidak dapat menyerap gelombang pengungsi lainnya. Ankara berulang kali menyampaikan Eropa gagal memenuhi janjinya di bawah kesepakatan pengungsi UE-Turki 2016 untuk membantu migran dan membendung gelombang migran lebih lanjut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement