Kamis 05 Mar 2020 11:25 WIB

Gelombang Tinggi, Aktivitas Kapal Selat Sunda Masih Normal

BMKG Lampung memprakirakan akan terjadi gelombang laut tinggi di Selat Sunda

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Christiyaningsih
Kendaraan memasuki kapal untuk menyeberang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. BMKG Lampung memprakirakan akan terjadi gelombang laut tinggi di Selat Sunda. Ilustrasi.
Foto: Republika/Prayogi
Kendaraan memasuki kapal untuk menyeberang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. BMKG Lampung memprakirakan akan terjadi gelombang laut tinggi di Selat Sunda. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung memprakirakan akan terjadi gelombang laut tinggi berkisar 4-6 meter di perairan Selat Sunda dan sekitarnya. BMKG memohon masyarakat di pesisir waspada dan pelayaran untuk memerhatikan risiko keselamatan.

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku pada 4 – 5 Maret 2020. Dalam siaran persnya yang diterima Kamis (5/3), BMKG menyatakan terdapat Pusat Tekanan Rendah (1008 hPa) di Samudra Hindia barat Bengkulu dan Samudra Hindia selatan Jawa Timur.

Baca Juga

Hal tersebut berdampak pada ketinggian gelombang di perairan barat Lampung hingga selatan Jawa Tengah dan Samudera Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Tengah. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Utara - Timur dengan kecepatan 5 - 20 knot sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Barat - Utara dengan kecepatan 5 – 35 Knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan Jawa Barat dan Laut Jawa bagian barat. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Keterangan yang diperoleh Republika di Pelabuhan Bakauheni, Kamis (5/3), aktivitas pelayanan kapal ferry (roll on roll off/roro) Bakauheni – Merak masih berjalan normal. Belum terjadi keterlambatan sandar di dermaga maupun masalah di tengah laut.

“Memang ada goyang di dalam kapal, tapi masih lancar sampai di dermaga Bakauheni,” ujar Gani, penumpang kapal ferry, Kamis (5/3).

Menurut dia, kegiatan bongkar muat kapal ferry penumpang dan kendaraan masih berjalan normal. Selain itu, terpantau juga kendaraan yang ingin menyeberang dari Bakauheni ke Merak masih normal dan sesuai dengan jadwal.

Sedangkan aktivias nelayan di pesisir Teluk Lampung sudah istirahat sejak pekan lalu. Gelombang tinggi dan cuaca tidak menentu membuat nelayan di Kotakarang dan Lempasing tidak berani melaut. Mereka lebih memilih menambatkan perahu dan kapalnya di bibir pantai, khawatir keselamatan di tengah laut.

“Sudah lama tidak melaut, cuaca sedang tidak menentu gelombang tinggi,” ujar Ridwan, nelayan di sekitar Gudang Lelang, Telukbetung.

BMKG mengimbau untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m).

Selain itu, kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter). “Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” tulis prakirawan BMKG Rheza Arifin Zein.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement