Kamis 05 Mar 2020 11:50 WIB

Wabah Virus Corona Picu Kecemasan Warga Washington AS

Kapasitas pengujian infeksi virus corona yang terbatas membuat warga Washington cemas

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona, ilustrasi
Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Kasus virus corona tipe baru atau Covid-19 yang meningkat di Amerika Serikat (AS) telah memicu kecemasan warga di Negara Bagian Washington. Hal itu terjadi karena mereka tak bisa dites apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak mengingat kapasitas pengujian yang terbatas.

Sejak otoritas kesehatan Washington mengumumkan bahwa total infeksi Covid-19 bertambah menjadi 39 kasus dan korban meninggal mencapai 10 jiwa, klinik di wilayah Seattle mengalami peningkatan pasien yang ingin diuji. Para pejabat kesehatan dan staf medis di King County, tempat sebagian besar kasus Covid-19 berada, meminta warga yang sakit ringan tetap tinggal di rumah daripada datang ke klinik atau di rumah sakit untuk dites. Hal itu guna mengurangi risiko penularan.

 

“Kami tahu ada permintaan besar di luar sana untuk pengujian, kami tahu ada banyak orang di negara bagian kami yang sakit dan mereka ingin tahu apakah mereka menderita Covid-19. Saya ingin memberi tahu kalian bahwa kami melakukan segala yang mungkin untuk memperluas kapasitas pengujian di sini, di negara bagian kami,” ujar Washington State Health Officer Kathy Lofy pada Rabu (4/3).

 

Menurut Lofy, kapasitas pengujian di Washington terbatas karena putaran pertama pengiriman peralatan atau perangkat uji oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (AS) gagal. Butuh waktu berpekan-pekan untuk proses penggantian hingga perangkat berikutnya bisa tiba di sana.

 

CDC pada awalnya menetapkan kriteria ketat tentang siapa yang dapat dites. Namun, belakangan mereka memperluasnya kepada siapa saja yang memiliki gejala Covid-19. Lofy mengatakan laboratorium kesehatan di Washington hanya dapat menguji sekitar 100 orang per hari. Otoritas di sana berusaha meningkatkannya dengan melibatkan laboratorium komersial.

 

Terbatasnya kapasitas pengujian tak hanya membuat warga Washington cemas, tapi juga gusar. Paula Reudebusch adalah salah satu perawat yang merasakan amarah dan dampratan warga Washington. Paula bekerja di sebuah klinik perawatan darurat di pinggiran Seattle, Monroe.

 

“Kami memiliki pasien yang datang ke sini, marah karena mereka tidak dapat dites untuk Covid-19, berteriak, mengumpat, melemparkan masker kotor mereka kepada kami, dan bahkan meludahkan sekresi mereka di lantai dan dinding saat keluar,” kata Paula.

 

Untuk menekan angka penularan, para pejabat daerah di AS telah mengimbau warga tak menghadiri pertemuan yang melibatkan lebih dari 10 orang. Mereka mendesak warga yang sakit dan lansia untuk tinggal di rumah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement