Kamis 05 Mar 2020 13:04 WIB

Penjualan Masker di Bandung Dibatasi 2 Lembar per Orang

Stok masker dan cairan antiseptik makin menipis.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Petugas memasang tanda stok masker habis di salah satu apotek di Jalan Laswi, Kota Bandung, Selasa (3/3). Petugas apotek mengaku stok masker dan pembersih tangan sudah habis sejak Senin (2/3).
Foto: Abdan Syakura
Petugas memasang tanda stok masker habis di salah satu apotek di Jalan Laswi, Kota Bandung, Selasa (3/3). Petugas apotek mengaku stok masker dan pembersih tangan sudah habis sejak Senin (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengungkapkan, stok masker dan cairan antiseptik mulai menipis. Oleh karena itu, BUMN PT Kimia Farma membatasi pembelian masker. Setiap orang hanya boleh membeli dua masker.

"Ketersediaan masker di Kota Bandung di toko modern dan apotek kosong, tapi (stok) PT Kimia Farma ada di Kota Bandung dengan stok 200 ribu masker untuk seluruh Indonesia. Harga normal Rp 2.000 dibatasi per orang dua masker," ujar Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah, Kamis (5/3).

Menurut dia, penjualan masker oleh PT Kimia Farma tersebar di 38 apotek Kimia Farma di Kota Bandung. Ia mengatakan, pihaknya sempat berkoordinasi dengan asosiasi ritel di Kota Bandung. Dari situ diketahui bahwa stok masker kosong, sedangkan antiseptik makin menipis.

Di Kota Bandung diketahui terdapat lima distributor yang menyalurkan masker. Satu berada di Kota Bandung, sementara empat lainnya di luar Bandung.

"Kita tanyakan ke toko modern, sudah cukup lama tidak dipasok (masker) dari distributor," katanya.

Terkait harga masker yang naik akibat kelangkaan, ia mengaku tidak bisa berbuat banyak. Namun, ia mengingatkan aksi menimbun masker akan ditindak tegas aparat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement